Jakarta, tvOnenews.com - Upaya Bank Indonesia untuk menahan laju pelemahan nilai tukar rupiah lewat operasi pasar, ternyata mulai berdampak negatif terhadap likuiditas di sektor perbankan. Apalagi, total dana yang terserap operasi pasar bank sentral disebut telah mencapai Rp890 triliun.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Royke Tumilaar mengungkapkan hal tersebut saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (8/7/2024).
Di tengah keluarnya dana asing dari pasar keuangan sepanjang tahun 2024, Royke Tumilaar mengaku, likuiditas rupiah di dalam negeri juga terserap oleh operasi pasar besar - besaran yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
Dia menjelaskan, seiring dengan melemahnya nilai tukar rupiah di tahun 2024, Bank Indonesia mulai melakukan kebijakan yang agresif untuk menahan laju pelemahan rupiah.
Lewat operasi pasar yang gencar dilakukan, saat ini, total dana yang berhasil diserap Bank Indonesia disebut telah mencapai Rp890 triliun. Jumlah ini, disebut mulai berdampak pada ketatnya likuiditas di pasar keuangan.
"Saat ini (operasi pasar BI) sudah Rp890 triliun, atau hampir tiga kali lipat dari posisi sebelum pandemi. Dari nilai ini, sekitar 70 persen terserap ke SRBI," kata Royke.
SRBI Sedot Likuiditas
Selain memperluas operasi pasar, menurut Royke Tumilaar, Bank Indonesia juga telah menaikkan suku bunga acuan untuk menahan keluarnya dana asing dari pasar keuangan.
Pada bulan April 2024 lalu, Bank Indonesia telah menaikkan tingkat suku bunga acuan BI-Rate sebesar 25 basis poin, dari 6,00 persen ke level 6,25 persen.
Meski hanya naik 25 persen, Royke Tumilaar mengaku dampak kenaikan suku bunga ini cukup memberatkan. Apalagi, dalam praktiknya tingkat suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) bahkan telah naik sebesar 65 basis poin.
"SRBI ini memang bisa menarik foreign inflow (dana asing), namun di saat yang sama likuiditas rupiah juga terserap cukup besar," jelasnya.
Hingga awal Juli 2024, Bank Indonesia mencatat total dana asing yang masuk ke SRBI telah mencapai Rp139,79 triliun. Padahal, di saat yang sama, dana asing justru tercatat keluar dari pasar saham dan obligasi pemerintah (SBN) masing - masing sebesar Rp32,58 triliun, dan Rp9,06 triliun. (hsb)
Load more