Sri Mulyani menyampaikan bahwa produksi hasil tembakau yang menjadi kontributor utama cukai masih tetap tumbuh.
Akan tetapi, terjadi fenomena downtrading yang membuat produksi rokok lebih banyak dihasilkan oleh pelaku usaha golongan III yang tarif cukainya lebih rendah dibandingkan pelaku usaha golongan I.
"Banyak pemain dari rokok turun ke kelompok II yang tarif cukainya lebih rendah," ujar Sri Mulyani.
Di sisi lain, realisasi setoran bea masuk sebenarnya mengalami kenaikan tipis yang mencapai Rp24,3 triliun. Angka tersebut naik 0,3 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp24,2 triliun.
Meski begitu, nilai impor dari komoditas, gas, kendaraan, dan suku cadang sebenarnya mengalami penurunan. Kenaikan tipis yang terjadi pada kepabeanan tidak lain adalah hanya karena nilai dolar AS naik.
"Ini karena nilai dolar AS yang naik sehingga penerimaan kita dalam bentuk rupiah relatif lebih baik," ujar Sri Mulyani.
Terakhir, realisasi dari bea keluar nilainya mencapai Rp 8,1 triliun atau melonjak 52,6 persen dari periode yang sama tahun 2023 lalu.
Load more