Jakarta, tvOnenews.com - Di tengah upaya pemerintah untuk mempromosikan pariwisata, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyindir daerah - daerah yang justru menarik iuran atau dari kunjungan turis asing ke wilayahnya. Padahal, iuran ini dinilai justru akan berdampak negatif karena bisa mengurangi minat wisatawan mancanegara.
PresidenJokowi mengungkapkan hal tersebut dalam sambutannya saat Pembukaan Rakerjas XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), di Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Pernyataan Presiden Jokowi ini merespons adanya kebijakan retribusi yang mulai diberlakukan oleh Pemprov Bali. Mulai Februari 2024 lalu, setiap turis asing yang berkunjung ke Bali diwajibkan untuk membayar iuran atau retribusi sebesar 10 dolar AS, atau sekitar Rp160 ribu.
"Saya cek, berapa sih ini setahun dia dapat dari iuran yang untuk perlindungan alamnya ini, hampir setengah triliun dia dapat, bukan dari ekonominya tapi iurannya saja setengah triliun rupiah, " kata Presiden Jokowi.
Promosi Negara Lain
Padahal, pengenaan iuran bukanlah promosi wisata yang baik dan bisa menarik kunjungan turis asing. Presiden Jokowi lantas membandingkan penerimaan tersebut dengan keberhasilan sejumlah negara dalam mendorong industri pariwisata dan menciptakan nilai perekonomian yang sangat besar.
"Contoh yang lain, Maladewa ini terkenal keindahan pantainya. Maladewa itu 30 persen pendapatan negaranya berasal dari turisme," kata Presiden Jokowi yang mengaku sebenarnya pantai - pantai di Indonesia sebenarnya tidak kalah menarik dibandingkan Maladewa.
Namun, Presiden Jokowi menyoroti keberhasilan promosi wisata Maladewa, dengan menciptakan segmen pariwisata baru. "Ini bisa ditiru, misalnya konferensi di tepi pantai," katanya.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menyoroti konsep Wild Life Tourism, seperti di negara - negara Afrika yang menawarkan pengalaman safari yang autentik untuk melihat satwa di habitat aslinya. Pasar wisata safari ini disebut memiliki nilai hingga Rp196 triliun per tahun.
"Kita ini punya semuanya punya komodo di Banyuwangi, ada melihat banteng, ada badak, ada orang utan. Bagaimana mengemas ini? Daerah bisa mengemas ini menjadi sebuah pendapatan penerimaan bagi daerah," kata Presiden Jokowi. (hsb)
Load more