Wahyu mengatakan, jumlah aset investasi yang dimiliki Asabri saat ini belum mampu memberikan hasil untuk menutup selisih antara pembayaran klaim dengan penerima premi lantaran besarnya aset investasi non-produktif.
Selain itu, tingginya beban klaim dibandingkan penerimaan premi juga menjadi dampak dibutuhkannya sumber pendanaan atau pendapatan lain guna menutup selisih antara premi dan beban klaim.
“Karena langkah strategis yang telah dilakukan tersebut di atas diperkirakan belum memberi sustainability jangka panjang, maka perseroan berencana untuk mengajukan PMN Rp 3,61 triliun untuk APBN tahun 2025,” kata Wahyu.
Diketahaui, Asabri saat ini telah melakukan pembayaran program pensiun kepada lebih dari 484 ribu peserta dengan total pembayaran Rp 17,3 triliun.
Selain uang pensiun, Asabri juga melakukan pembayaran klaim THT, JKK, dan JKM sebesar Rp 1,7 triliun di tahun 2023.
Intinya, Asabri tengah menghadapi sejumlah masalah penting seperti ekuitas yang negatif diakibatkan penurunan nilai wajar aset investasi, rasio klaim, hingga kenaikan beban cadangan sehingga butuh sokongan modal negara. (rpi)
Load more