Sebagai produsen utama EV, China berencana untuk memproduksi EV di negara-negara lain termasuk di Turki dan Indonesia.
Oleh sebab itu, sejumlah perusahaan China juga sudah masuk ke Indonesia.
"Kalau China mau memproduksi langsung mobil listrik dan juga motor listrik. Kemudian dari Jepang, kita dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) melakukan survei mengenai baterai kendaraan listrik terutama kendaraan roda dua sehingga nanti bisa didaur ulang, tapi Jepang masih sekedar survei dan belum memutuskan perusahaan mana yang akan masuk," kata Roni.
Dengan Korea Selatan (Korsel), Kemenperin telah melakukan dengan pihak Busan Techno Park yang ingin membuat pusat untuk memverifikasi atau pengecekan baterai EV.
Kemudian dengan pihak Taiwan berkaitan dengan rantai nilai global atau global value chain (GVC) di mana Indonesia berperan di situ.
"Kalau Taiwan mau masuk di Indonesia, sudah membuat pabriknya di kawasan industri Batam. Mudah-mudahan September bisa produksi, dan nanti untuk peluncurannya pada Agustus akan mengundang Menteri Perindustrian," kata Roni.
Pabrik yang di Batam tersebut untuk daur ulang baterai listrik, di mana baterai itu dihancurkan untuk diambil cobalt, litium, dan nikelnya lalu untuk dijual kembali ke perusahaan baterai listrik.
Load more