Jakarta, tvOnenews.com - Upaya penyaluran pompa air ke berbagai wilayah pertanian atau pompanisasi dianggap efektif untuk mempertahankan produksi. Adanya pompa terbukti menjaga produksi di sawah saat terjadinya musim kering.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebutkan bahwa pemerintah telah berhasil menyalurkan 50 ribu pompa ke berbagai daerah. Selanjutnya, pemerintah akan menambah 25 ribu pompa, hingga mencapai target 75 ribu pompa air.
"Pompanisasi ini ada 50 ribu yang harus kita bagikan ke seluruh Indonesia dan itu ujung tombaknya para kepala daerah di seluruh Indonesia. Kalau 75 ribu terpasang, musim kering berikutnya Insya Allah bisa kita atasi," kata Amran dipantau secara virtual di Jakarta, Senin (16/7/2024).
Saat mengikuti rapat pengendalian inflasi daerah bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Amran mengaku, pompanisasi menjadi solusi cepat yang dapat dilakukan oleh kepala daerah di seluruh Indonesia untuk menjaga produksi pertanian, khususnya sawah dari kekeringan.
Menteri Pertanian menegaskan bahwa Kementerian Pertanian telah menyiapkan sebanyak 50 ribu unit pompa yang akan dipasang di seluruh sentra produksi pangan.
"Kami memiliki solusi cepat pompanisasi yang jadi nafas kita tiga bulan ke depan," ujar Amran.
Mentan menambahkan saat ini pemerintah telah menargetkan 500 ribu hektare lahan di Pulau Jawa yang akan diairi pompanisasi. Dengan rata - rata produksi 5 ton per hektare, maka lahan 500 ribu hektare ini diperkirakan mampu menghasilkan 2,5 juta ton gabah.
"500 ribu ini kalau produksi 5 ton (gabah) artinya kita bisa dapat 2,5 juta ton (setara beras). Artinya, kita bisa memenuhi produksi ke depan. Karena itu pompanisasi harus kita atasi ke depan," jelasnya.
Dukungan Mendagri
Dalam kesempatan yang sama, Mendagri Tito Karnavian meminta para kepala daerah di seluruh Indonesia untuk memperkuat program pompanisasi sebagai solusi cepat mengatasi kekeringan panjang. Dia mendukung program yang saat ini dijalankan Kementerian Pertanian tersebut.
Mendagri mengaku, program tersebut merupakan upaya pemerintah dan juga arahan langsung Presiden Jokowi, maupun Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam meningkatkan produksi di saat dunia dilanda kekeringan akibat gelombang panas.
"Teman-teman kepala dinas nanti didelegasikan lagi agar pompa ini berjalan karena Pak Menteri susah payah dalam mendapatkan anggaran maupun pengadaan pompa-pompa tersebut," kata Mendagri Tito.
Dia mengaku, masalah pangan terutama beras adalah masalah yang sangat vital karena berkaitan erat dengan stabilitas politik dan keamanan. Karena itu, mau tidak mau peningkatan produksi harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
Menurut Tito, masalah pangan terutama terkait beras, sangat berkolerasi dengan keamanan dan angka inflasi, juga stabilitas politik dan keamanan. Oleh sebab itu, pemerintah selalu berupaya menjaga produksi dan harga beras tetap stabil. (ant)
Load more