Jakarta, tvOnenews.com - PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp14,8 triliun pada semester I 2024.
Angka tersebut naik 47% secara year-on-year (yoy) dari yang sebelumnya hanya Rp10,1 triliun pada semester I 2023.
Total DPK tersebut didominasi dari komposisi dana murah yang terdiri dari giro dan tabungan (current account and savings account/CASA) mencapai 61% atau setara dengan Rp9,1 triliun.
Sedangkan sisanya yang sebesar 39% atau Rp5,7 triliun, merupakan simpanan nasabah dalam bentuk deposito.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung dalam keterangan tertulisnya mengatakan bahwa kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan bisnis Bank jago datang dari mitra ekosistem strategis, yakni ekosistem GoTo serta platform reksadana online Bibit yang terhubung secara seamless dengan aplikasi Jago.
"Hal ini terlihat salah satunya dari jumlah nasabah funding aplikasi Jago yang sebanyak 66 persen berasal dari mitra ekosistem," kata Arief, Jumat (26/7/2024).
Bank Jago mencatat, kinerja penyaluran kredit juga terdorong berkat skema partnership atau channeling yang semakin erat dengan ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.
Sampai dengan akhir kuartal II 2024, penyaluran kredit Bank Jago tumbuh sebesar 40% yoy atau mencapai Rp15,7 triliun.
Kinerja positif itu diiringi dengan kualitas dalam penyaluran kredit, tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross yang sebesar 0,4%.
Terjaganya pertumbuhan kredit yang berkualitas membuat Bank Jago membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp50 miliar.
Laba bersih tersebut tumbuh 23% yoy dari perolehan semester I 2023 yang sebesar Rp41 miliar.
Di sisi lain, total aset Bank Jago juga ikut meningkat sebesar 29% yoy. Dari yang semula Rp18,9 triliun di semester I 2023, kini menjadi Rp24,2 triliun di semester I 2024.
Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Jago mencapai 50 persen yang menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.
Arief mengatakan, Bank Jago menggabungkan cara-cara digital dengan fundamental keuangan yang kuat sehingga berhasil menjaga konsistensi pertumbuhan yang positif dan berkualitas.
Hal itulah yang membuat Arief semakin yakin bahwa inovasi dan kolaborasi dalam ekosistem digital adala model bisnis yang paling tepat untuk Bank Jago saat ini.
Sebagai bank berbasis teknologi (tech-based bank), Arief menegaskan bahwa Bank Jago tidak tentunya tidak akan berhenti melakukan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital.
"Kami percaya kombinasi kedua hal tersebut dengan manajemen risiko dan tata kelola yang baik, merupakan landasan yang kuat bagi Bank Jago untuk bertumbuh lebih tinggi lagi," kata Arief. (rpi)
Load more