Jakarta, tvOnenews.com - Setelah menguat tipis 0,01 persen di awal pekan, penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan semakin terbatas, dan bahkan menjadi rawan terkoreksi.
Analis Mirae Asset Sekuritas Tasrul Tanar dalam risetnya Selasa (30/7/2024) memperkiakan IHSG kembali memasuki fase konsolidasi dan akan bergerak di kisaran 7.256 - 7.321.
"Pada periode weekly, indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan William%R optimized rawan koreksi dengan sebaran volume terbanyak dari sisi demand dan sisi supply sekitar level saat ini," kata Tasrul Tanar.
Di saat IHSG masih dalam tahap konsolidasi, tiga saham ini dinilai layak menjadi pilihan investor, yakni PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).
Saham TKIM yang terakhir ditutup di level Rp7,875, direkomendasikan beli dengan target harga Rp7.725 – 7.950. Sementara level cut loss berada di level Rp7.600.
Sementara saham CPIN yang terakhir diperdagangkan di Rp5.175, direkomendasikan beli dengan target harga di kisaran Rp5.125 – Rp5.275. Sementara cut loss CPIN berada di level Rp5,000.
Selanjutnya saham BBTN yang terakhir ditransaksikan di Rp1.310, direkomendasikan beli dengan target harga di kisaran Rp1.300 – Rp1.330.
Menguat 3,2 Persen
Pada perdagangan di awal pekan (29/7/2024), IHSG ditutup hampir tidak berubah, menguat tipis 0,01 persen ke level 7.288,9. Secara kumulatif pada bulan Juli, IHSG telah menguat cukup signifikan, sebesar 3,2 persen.
Penguatan tajam terjadi di awal bulan, namun menjelang akhir bulan Juli IHSG cenderung stagnan dan sejak pekan lalu masih sulit untuk menembus level 7.300.
Rilis data kinerja perusahaan pada kuartal II-2024 cenderung beragam. Kemarin MTEL merilis kinerja 1H24 yang menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang cukup tinggi mencapai 8,2 persen (YoY). Sementara itu AUTO mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 2,0 persen (YoY) karena pengaruh dari lemahnya kinerja otomotif pada semester I-2024. (hsb)
Load more