Jakarta, tvOnenews.com - Di tengah turunnya bisnis otomotif nasional, PT Astra International Tbk (ASII) kembali mencatatkan penurunan kinerja keuangan. Pada semester I-2024, laba bersih grup Astra tercatat turun hingga 4 persen menjadi hanya sekitar Rp16,673 triliun.
Dalam laporan keuangan semester I-2024, ASII mencatat laba bersih (sebelum penyesuaian nilai wajar atas investasi GoTo dan Hermina) turun 4 persen, dari Rp17,319 triliun menjadi Rp16,673 triliun. Sehingga laba bersih (yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk) pada semester I-2024 tercatat turun, dari Rp428 menjadi Rp412.
“Kinerja Grup pada semester pertama tahun 2024 turun dibandingkan dengan periode yang
sama tahun lalu," kata Presiden Direktur ASII Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/7/2024).
Sementara pendapatan bersih Astra International di semester I-2024 tercatat turun 1 persen, dari Rp162,393 triliun di semester I-2024 menjadi Rp159,967 triliun.
Djony Bunarto Tjondro menjelaskan, pada semeter I-2024, penjualan mobil dan sepeda motor persero masing - masing turun 17 persen dan 4 persen. Penurunan ini masih lebih baik daripada pelemahan kinerja otomotif secara umum di 2024.
Saat penjualan mobil secara nasional menurun 19 persen menjadi 408.000 unit pada semester
pertama 2024, penjualan mobil Astra menurun 17 persen menjadi 232.000 unit.
Namun, penjualan sepeda motor PT Astra Honda Motor di semester I-2024 sebesar 2,4 juta unit, menurun 4 persen. Jumlah penurunan ini lebih besar daripada penurunan penjualan secara nasional menjadi 3,2 juta unit.
Tetap Optimistis
Selain di bisnis otomotif, ASII juga mencatatkan penurunan kinerja di bisnis alat berat dan pertambangan. Pelemahan ini terutama disebabkan harga batu bara yang lebih rendah.
Laba bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Grup menurun 15 persen menjadi Rp5,8 triliun, terutama disebabkan penurunan kontribusi dari bisnis pertambangan dan alat berat, seiring dengan penurunan harga batu bara.
PT United Tractors Tbk (UNTR), yang 59,5 persen sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 15 persen menjadi Rp9,5 triliun. Pelemahan ini terutama disebabkan turunnya penjualan alat berat Komatsu sebesar 32 persen menjadi 2.100 unit, dan pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga menurun.
"Terlepas dari tantangan-tantangan ini, dengan bisnis yang terdiversifikasi, Grup memperkirakan kinerja untuk sisa tahun ini akan tetap resilien. Grup tetap optimis terhadap pertumbuhan jangka panjang Indonesia dan kemampuan kami untuk mempertahankan posisi terdepan pada berbagai portofolio bisnis
kami," kata Djony Bunarto Tjondro. (hsb)
Load more