Dana tersebut digunakan untuk mendukung kota-kota di 24 negara yang memenuhi syarat, termasuk Indonesia untuk mengurangi risiko iklim dan bencana melalui bantuan teknis dan investasi yang inovatif.
Dana ini berfokus pada adaptasi, solusi yang ramah lingkungan, dan pendanaan iklim. Di Indonesia, bantuan sebesar $1,5 juta dalam bentuk bantuan teknis akan digunakan di Jakarta untuk menjajaki sumber-sumber pendapatan baru, terutama penetapan harga karbon untuk meningkatkan aksi iklim.
Selain itu, program bantuan $2 juta yang diluncurkan dalam forum tersebut menyasar pembangunan IKN untuk mendukung kegiatan masyarakat, melakukan retrofitting sekolah-sekolah untuk adaptasi iklim, dan mendorong pertanian perkotaan regeneratif untuk meningkatkan ketahanan pangan di ibu kota yang baru.
"Aksi iklim merupakan inti dari program kerja ADB. Kami senang dapat bermitra dengan Indonesia untuk memperkuat ketahanan perkotaan melalui investasi di bidang infrastruktur, energi, transportasi, pertanian, kesehatan, dan pendidikan," ungkap Country Director ADB Jiro Tominaga.
Indonesia Urban Resilience Forum ini menawarkan platform utama untuk memahami lanskap ketahanan kota di Indonesia, menampilkan pembelajaran dari berbagai inisiatif, mengidentifikasi area dukungan prioritas, dan menjajaki peluang pembiayaan untuk kota.
Utusan Khusus Presiden RI untuk Kerja Sama Internasional untuk Nusantara Bambang Susantono mengatakan dalam menghadapi tantangan iklim, Indonesia bangkit dengan ketangguhan dan tekad yang kuat.
"Saya memuji dukungan internasional yang baru untuk ibu kota baru kita, Nusantara, yang akan semakin meningkatkan posisinya sebagai ibu kota yang hijau, tangguh, dan berkelanjutan," tegas dia.
Load more