Jakarta, tvOnenews.com - Di tengah kecenderungan melemahnya daya beli masyarakat, Indonesia kembali mencatat penurunan harga barang atau deflasi bulanan pada bulan Juli 2024 sebesar 0,18 persen, dan membuat tingkat inflasi tahunan (yoy) turun ke level 2,13 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat deflasi bulanan pada Juli 2024 sebesar 0,18 persen. Penurunan harga atau deflasi bulan ini melanjutkan tren deflasi yang sudah terjadi pada bulan Mei 2024 dan Juni 2024, masing - masing sebesar 0,3 persen dan 0,8 persen.
"Terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,28 pada Juni 2024 menjadi 106,09 pada Juli 2024," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahunan mencapai 2,13 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender 0,89 persen (year-to-date/ytd). Tingkat inflasi tahunan ini tercatat merupakan yang terendah sejak Februari 2022, atau dalam 29 bulan terakhir.
Meski terjadi penurunan tingkat inflasi secara umum, tingkat inflasi inti (core inflation) justru melanjutkan tren penguatan. Dari level terendahnya di Februari 2024, tingkat inflasi inti mulai naik secara bertahap dari level 1,68 persen ke level 1,95 persen di bulan Juli 2024.
Inflasi Bahan Makanan
Secara tahunan (yoy), tingkat inflasi di Indonesia terutama dipicu oleh naiknya indeks harga pengeluaran untuk kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,66 persen.
Selain itu, kelompok pakaian dan alas kaki juga naik sebesar 0,99 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,50 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,05 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,77 persen, dan kelompok transportasi sebesar 1,22 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang tercatat turun sebesar 0,16 persen. (hsb)
Load more