Di sisi investasi, KSSK memperkirakan bahwa kegiatan investasi akan semakin kuat seiring dengan penyelesaian berbagai proyek nasional. Investasi swasta, baik dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA), diharapkan tetap stabil.
Lebih lanjut, KSSK optimis bahwa aktivitas ekonomi di sektor manufaktur, konstruksi, dan perdagangan akan terus terjaga. “Terutama dilihat dari peningkatan nilai tambah untuk hilirisasi dan hasil produksi,” jelas Menkeu.
Sri Mulyani juga mencatat bahwa sektor ekspor Indonesia diproyeksikan meningkat, terutama ekspor dari sektor manufaktur dan pertambangan. Negara-negara mitra dagang utama untuk sektor ini adalah China dan India. Meski perekonomian China masih melemah, pertumbuhan ekonomi India relatif tinggi.
“Kita diuntungkan bahwa India memiliki pertumbuhan ekonomi yang sehat dan relatif tinggi,” ujarnya.
Dari perspektif global, KSSK melihat potensi meredanya tekanan ekonomi pada triwulan III. Resiliensi ekonomi Amerika Serikat menunjukkan perbaikan yang diiringi dengan penurunan inflasi. Hal ini membuat pelaku pasar memperkirakan bahwa suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) dapat turun lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Namun, KSSK mengakui bahwa kondisi geopolitik global masih memberikan ketidakpastian ekonomi. Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi global tahun ini di angka 3,2%.
“Berbagai faktor risiko yang berkembang tetap perlu kami cermati dan antisipasi,” tutur Menkeu.
Load more