Jakarta, tvOnenews.com - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN telah berhasil memanfaatkan abu sisa proses pembaaran batu bara atau fly ash bottom ash (FABA) di 47 unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) selama semester I-2024.
Saat ini, FABA dapat dimanfaatkan untuk beragam manfaat bagi masyarakat seperti subgrade stabilisasi timbunan pilihan, substitusi bahan baku semen, ready mix, material pencegah air asam tambang, paving, pembuatan batako, kanstin, u ditch, pupuk, tetrapod, jalan beton, hingga media tanam.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, langkah pemanfaatan FABA tersebut merupakan wujud dari penerapan prinsip environment, sustainability, and governance (ESG). Harapannya, pemanfaatan FABA bisa lebih luas, tak hanya menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga mendorong perekonomian masyarakat.
"FABA itu dulunya dipandang sebagai limbah yang tidak ada nilai ekonominya, tetapi kini PLN berhasil melakukan inovasi dan mengubahnya menjadi produk yang kaya akan manfaat dalam menunjang pembangunan infrastruktur nasional," kata Darmawan melalui keterangannya di Jakarta, Minggu (4/8/2024).
Beberapa pemanfaatan FABA diantaranya, mampu meningkatkan kebasaan (pH) tanah, mencegah abrasi di daerah pesisir pantai, menjadi pupuk tanaman, bahan campuran beton, bahan pengeras jalan, hingga pembuatan batako yang kini digunakan untuk pembangunan gardu distribusi.
Darmawan Prasodjo menjelaskan, langkah pemanfaatan FABA tersebut merupakan wujud dari penerapan prinsip environment, sustainability, and governance (ESG). Harapannya, pemanfaatan FABA bisa lebih luas, tak hanya menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga mendorong perekonomian masyarakat.
"Melalui FABA, kehadiran pembangkit PLN tak hanya bisa menjadi sumber listrik, tetapi juga mampu sebagai bahan dasar yang menjaga dan melestarikan lingkungan serta menggerakkan roda ekonomi di masyarakat," kata Darmawan.
Terus Meningkat
Lebih lanjut dijelaskan, pemanfaatan FABA di PLN terus mengalami peningkatan sejak FABA ditetapkan sebagai limbah non bahan berbahaya dan beracun (B3).
Menurut Darmawan, pemanfaatan tertinggi terjadi pada 2023 sebesar 3,716 juta ton atau 123 persen dari produksi FABA 2023 sehingga dapat mengurangi jumlah FABA yang tersimpan di ashyard.
Pemanfaatan FABA mengacu pada dokumen rincian teknis yang terintegrasi dalam Persetujuan Lingkungan PLTU.
Darmawan juga menyampaikan bahwa FABA saat ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas dan pihaknya membuka kesempatan kepada semua kalangan yang ingin memanfaatkan FABA menjadi produk bernilai guna tinggi baik sebagai campuran dalam industri konstruksi maupun infrastruktur. (ant)
Load more