Jakarta, tvOnenews.com - Menyusul anjloknya bursa saham di Amerika Serikat pada akhir pekan lalu, bursa regional di kawasan Asia turut terimbas dan dibuka di teritori negatif. Bahkan, bursa saham di Jepang terpantau anjlok hingga kisaran 7 persen.
Pada pembukaan perdagangan Senin (5/8/2024) bursa saham di kawasan Asia dibuka dengan meningkatnya kekhawatiran investor terhadap ancaman resesi di Amerika Serikat.
Di bursa saham Jepang, indeks Nikkei dan Topix yang lebih luas sempat terpuruk di awal perdagangan hingga 7 persen. Meski koreksi mulai mereda, pada perdagangan pagi ini, indeks Nikkei terpantau masih terpuruk lebih dari 5 persen.
Beberapa saham emiten raksasa bahkan terpantau anjlok hingga lebih dari 10 persen, seperti saham Mitubishi, Mitsui and Co, Sumitomo, dan Marubeni.
Selain faktor eksternal dari Amerika Serikat, anjloknya bursa saham di Jepang ini juga merupakan respons dari kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Jepang pekan lalu.
Untuk menopang nilai tukar Yen yang terus terpuruk, Bank Sentral Jepang akhirnya menaikkan suku bunga acuannya. Meski berdampak positif bagi penguatan nilai tukar Yen, dunia usaha justru menilai penguatan Yen akan berdampak buruk bagi kinerja ekspor dan ekonomi Jepang secara keseluruhan.
Sejak pekan lalu, nilai tukar Yen telah menguat signifikan terhadap dolar AS. Pagi ini, nilai tukar sudah berada di level 145,42 yen Jepang per dolar AS, yang merupakan level tertingginya sejak Januari 2024 lalu.
Ramai - Ramai Anjlok
Selain bursa Jepang, indeks saham ASX di Australia juga terpantau anjlok hingga 2,77 persen pada perdagangan pagi ini. Pelaku pasar di bursa Australia hari ini masih menantikan hasil pertemuan dari pemimpin bank sentral Australia yang akan berakhir besok.
Kejatuhan bursa saham di kawasan Asia ini sebelumnya telah diperkirakan para pelaku pasar. Ancaman terjadinya resesi di Amerika Serikat mulai menghantui para pelaku pasar di bursa global di awal pekan ini.
Kekhawatiran ini sebelumnya telah membuat bursa saham Wall Street anjlok di akhir pekan lalu, dimana indeks Dow Jones dan S&P 500 anjlok masing - masing 1,51 persen dan 1,84 persen. Bahkan, indeks saham teknologi Nasdaq anjlok hingga 2,43 persen.
Bursa saham anjlok menyusul buruknya data laporan pembayaran gaji bulan Juli 2024. Bukan hanya mengkhawatirkan data pembayaran gaji ini juga memberi sinyal akan terjadinya resesi di Amerika Serikat, dan langsung menekan pasar keuangan. (hsb)
Load more