Jakarta, tvOnenews.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali mencatat hasil yang positif pada periode tiga bulan kedua di tahun 2024. Pada kuartal II-2024, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berhasil tumbuh 5,05 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Kinerja perekonomian pada kuartal II-2024 ini sedikit lebih rendah daripada pencapaian di kuartal I-2024 dengan pertumbuhan PDB sebesar 5,11 persen. Namun, kinerja pertumbuhan ekonomi ini sedikit di atas perkiraan pelaku pasar dan juga proyeksi pemerintah yang memperkirakan ekonomi hanya tumbuh 5,0 persen.
Selama periode April - Juni 2024, BPS mencatat besaran PDB atas dasar harga gerlaku sebesar Rp5.536,5 triliun. Sedangk PDB atas dasar harga konstan mencapai Rp3.231 triliun.
Dibandingkan dengan kinerja pada triwulan I-2024, ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 3,79 persen (q to q). Sementara secara kumulatif, sepanjang semester I-2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat tumbuh sebesar 5,08 persen.
Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Penyediaan Akomdasi dan Makan Minum mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,17 persen di kuartal II-2024.
"Sementara dari sisi pengeluaran Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,98 persen," seperti dikutip dari laporan BPS.
Tumbuh Merata
Lebih lanjut dijelaskan, ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II-2024 menunjukkan pertumbuhan positif pada semua wilayah. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di wilayah Maluku dan Papua, Bali dan Nusa Tenggara, serta Sulawesi, dengan pertumbuhan masing - masing sebesar 8,45 persen, 6,84 persen, dan 6,07 persen.
Sementara wilayah Kalimantan hanya tumbuh sedikit di atas rata - rata nasional yakni sebesar 5,22 persen. Sedangkan wilayah Sumatera dan Jawa tumbuh di bawah rata - rata nasional, masing - masing sebesar 4,48 persen dan 4,92 persen.
"Kelompok provinsi di Pulau Jawa menjadi penyumbang terbesar dengan peranan sebesar 57,04 persen dari ekonomi nasional dan mencatat kinerja pertumbuhan sebesar 4,92 persen (y-on-y) dibanding triwulan II-2023," jelas Moh Edy Mahmud. (hsb)
Load more