Wakil Menteri Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam, Phung Duc Tien, menyatakan siap untuk mengimplementasikan kerjasama budidaya perikanan di komoditas tuna dan rumput laut. “Kami akan siapkan draft kerjasama untuk pengembangan budidaya tuna dan rumput laut,” pungkasnya.
PT Idovin Aquaculture International, salah satu perusahaan yang berinvestasi dalam budidaya perikanan di Indonesia, mengaku sangat terbantu dengan kerjasama ini. Adinda Cresheilla, Juru Bicara PT. Idovin Aquaculture International, menuturkan bahwa pihaknya telah menginvestasikan USD 4 Juta dalam budidaya lobster di Keramba Jaring Apung (KJA) Jembrana, Bali. “Kerjasama dengan Vietnam kami mempelajari etos kerja, disiplin para nelayan hingga teknologi dan ilmu pengetahuan. Kami optimis dengan bekal pembelajaran itu mampu menghasilkan lobster yang berkualitas,” ungkapnya.
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran (Unpad), Yudi Nurul Ihsan, menyebutkan bahwa kebijakan Menteri Trenggono dalam budidaya perikanan merupakan terobosan yang sangat baik. Sektor budidaya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan, pertumbuhan ekonomi, dan menjaga keberlanjutan ekosistem laut. “Kita bisa belajar dari Vietnam, bagaimana keberhasilan Vietnam membudidayakan lobster, mulai dari keseriusannya. Kemudian juga penanganan budidayanya, apa kerja pegawainya, bagaimana menentukan sumber makanannya dan sebagainya,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Trenggono telah menandatangani kerjasama perikanan dengan pemerintah Vietnam, dengan target menjadikan Indonesia sebagai juara perikanan budidaya di masa depan, khususnya untuk komoditas unggulan seperti lobster dan rumput laut. Dengan kerjasama yang semakin luas ini, diharapkan sektor perikanan Indonesia dapat mencapai swasembada dan menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045. (rpi)
Load more