“Kalau wisatawan nusantara yang utama adalah kuliner, sementara kalau ekspor adalah yang utama adalah fesyen, disusul kriya misalnya furnitur, pernak-pernik rumah,” tambahnya.
Pernyataan ini menegaskan perbedaan preferensi antara pasar domestik dan internasional.
Berdasarkan data yang disajikan, ekspor produk ekonomi kreatif pada semester I-2024 sebagian besar berasal dari produk fesyen senilai 6.767,6 juta dolar AS, kriya senilai 4.755,7 juta dolar AS, kuliner senilai 829,6 juta dolar AS, dan penerbitan senilai 6,15 juta dolar AS.
Angka-angka ini menunjukkan kontribusi yang besar dari subsektor-sektor tersebut.
Produk-produk ekonomi kreatif ini diekspor ke berbagai negara, dengan pasar utama adalah Amerika Serikat (AS) senilai 4.078 juta dolar AS.
Kemudian disusul oleh Swiss dengan nilai mencapai 908,47 juta dolar AS, Jepang senilai 619,2 juta dolar AS, Hong Kong senilai 582,6 juta dolar AS, dan India senilai 541,7 juta dolar AS. Namun, Amerika Serikat menjadi pasar terbesar bagi produk ekonomi kreatif Indonesia. (rpi)
Load more