Peningkatan penerbitan SBN ini adalah bagian dari strategi countercyclical, di mana Kemenkeu menerbitkan lebih banyak SBN untuk menstabilkan perekonomian yang sedang lesu. Sebaliknya, saat perekonomian tinggi seperti tahun lalu, penerbitan SBN dikurangi untuk menyesuaikan dengan lonjakan harga komoditas.
Selain itu, realisasi pinjaman tercatat sebesar Rp13,3 triliun dan pembiayaan non-utang sebesar Rp49,3 triliun.
Sehingga, total realisasi pembiayaan anggaran hingga 31 Juli 2024 mencapai Rp217 triliun.
“Tumbuhnya cukup tinggi dibanding tahun lalu, tapi ini masih sesuai dengan postur kita. Tahun lalu memang pengecualian karena penerimaan negara sangat baik,” kata Sri Mulyani lagi.
Oleh sebab itu, Kemenkeu dituntut untuk terus berusaha mengendalikan defisit dengan meningkatkan penerimaan dan mendisiplinkan belanja agar realisasi tidak terlalu jauh dari postur yang sudah ditetapkan. (rpi)
Load more