Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah bakal memperkuat hilirisasi sektor perkebunan kelapa sawit pada tahun 2025 mendatang.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan TA 2025, Jumat kemarin.
Langkah untuk menggenjot hilirisasi sawit diambil untuk meningkatkan kesejahteraan petani, mendorong kinerja ekspor, dan mengembangkan energi terbarukan melalui biodiesel B35 dan B40.
"Hilirisasi selain dari sisi tambang juga dari sisi sawit, dan ini juga merupakan salah satu andalan dari Republik Indonesia," kata Menkeu Sri Mulyani, dikutip Sabtu (17/8/2024).
Sri Mulyani menjelaskan, peningkatan nilai ekspor sawit bisa dicapai lewat pajak ekspor dan tarif bea keluar.
Kinerja ekspor sawit menunjukkan peningkatan yang signifikan, dari 16,8 miliar dolar AS (Rp264,86 triliun) pada 2015 menjadi 23,9 miliar dolar AS (Rp376,79 triliun) pada 2023.
Selain itu, pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga sawit agar tetap pada level yang wajar, demi melindungi kesejahteraan petani.
Menkeu juga menambahkan bahwa pemerintah akan memastikan ketersediaan dan keterjangkauan harga produk crude palm oil (CPO) dan turunannya, termasuk biodiesel.
Volume penyaluran biodiesel terus meningkat dari 0,92 juta kiloliter pada 2015 menjadi 2,24 juta kiloliter pada 2023.
Dampak dari peningkatan ini adalah penghematan devisa impor solar yang naik dari Rp3,7 triliun pada 2015 menjadi Rp121,5 triliun pada 2023.
Program pengembangan energi terbarukan ini tidak hanya menghemat devisa, tapi juga membantu mengurangi emisi karbon.
Pada 2015, emisi yang berhasil dikurangi sebesar 2,4 juta ton CO2e, dan jumlah ini melonjak menjadi 32,7 juta ton CO2e pada 2023.
Selain kelapa sawit, pemerintah juga menargetkan hilirisasi untuk komoditas pertanian lainnya seperti karet, kelapa, dan kakao dalam periode 2025-2029.
Dengan fokus yang kuat pada hilirisasi, pemerintah berharap dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor perkebunan, sambil meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi dampak lingkungan.
Hilirisasi Sawit untuk mendorong industri biodiesel secara massal pernah diungkapkan oleh Prabowo Subianto.
Tujuan jangka pendeknya, Indonesia diharapkan bisa swasembada solar melalui pemanfaatan optimal di sektor crude palm oil.
"Kalau kita sungguh-sungguh dengan program konversi atau membuat solar dari kelapa sawit, sekarang sebetulnya sudah mencapai solar kita sudah ada campuran 35 persen, ada campuran 40 persen yang disebut B35 dan B40," kata Prabowo di tvOne, sebagaimana diberitakan pada 25 Mei 2024. (rpi)
Load more