Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Pertanian RI sedang mempersiapkan lahan peternakan sapi perah seluas 1,5 juta hektare untuk mendukung Program Makan Siang dan Susu Gratis.
Lahan seluas itu diminta untuk disiapkan atas inisiatif presiden dan wakil presiden terpilih 2024.
Pasalnya, program andalan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka tentu membutuhkan rantai pasok produksi susu yang mendukung.
Hal itu disampaikan oleh Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan, Prof. Ali Agus, yang mendapat tugas untuk turut menyukseskan program tersebbut.
"Kami sekarang ditugasi untuk mendukung itu, mencari lahan tidak kurang dari 1,5 juta hektare di berbagai wilayah di Indonesia," kata Ali Agus dikutip dari Antara, Jumat (23/9/2024).
Ali Agus menjelaskan bahwa luas lahan tersebut sudah diperhitungkan berdasarkan kebutuhan pakan untuk 1,5 juta ekor sapi perah yang akan diimpor dari berbagai negara.
Setiap sapi perah membutuhkan sekitar 40 kg rumput per hari, sehingga diperlukan lahan yang cukup luas untuk memenuhi kebutuhan pakan tersebut.
"Sapi itu makan tiap hari. Sapi makan sehari bisa 40 kilogram (kg) rumput dan 40 kg rumput itu harus dihasilkan dari berapa luas lahan. Nah, itu sudah kita hitung," ujar Ali Agus, yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Peternakan UGM.
Saat ini, tim dari Kementerian Pertanian sedang memetakan lahan di berbagai wilayah di Indonesia yang potensial untuk mendukung program tersebut.
Beberapa wilayah yang telah disurvei termasuk dataran tinggi di Kota Palu, Sulawesi Tengah; Berastagi, Sumatera Utara; dan Palembang dekat Muara Enim, Sumatera Selatan.
"Diakui atau tidak, hampir tidak ada lahan yang diperuntukkan khusus untuk menanam rumput. Lahan kita ini kebanyakan untuk hutan, kebun sawit, atau tanaman pertanian," jelas Ali Agus.
Sebagai langkah awal, Kementerian Pertanian telah melakukan sosialisasi kepada petani sawit di Palembang dengan harapan mereka bisa ikut memelihara sapi dan menciptakan integrasi antara sawit dan sapi.
"Kalau kita ingin swasembada susu, harus ada sapi. Sapi ada kalau ada rumput, rumput ada kalau ada tanah, dan lahan harus ditanami rumput. Nah, ini lahan sedang kami perjuangkan," lanjutnya.
Untuk menyiapkan 1,5 juta ekor sapi perah, pemerintah sedang menjajaki impor dari negara-negara seperti Selandia Baru, Australia, Amerika Serikat, dan Brasil.
"Ini sedang kita jajaki untuk peluang impornya dari sana karena sapi kita kurang," kata dia.
Kementerian Pertanian juga berencana melibatkan sektor swasta dan investor dari berbagai negara, sambil terus memetakan lahan yang dibutuhkan. Ali Agus menyebutkan bahwa ada minat dari investor Timur Tengah yang membutuhkan lahan seluas 20 ribu hektare. Selain itu, ada juga minat dari investor China dan Vietnam yang membutuhkan lahan minimal 5 ribu hektare.
Para peternak sapi perah lokal akan dilibatkan dalam program ini, dengan model pembiayaan yang sedang disiapkan. "Peternak silakan, nanti ada fasilitasi kredit misalnya kredit untuk peternakan ada 'grace period' sama ada bunga misalnya, bunganya ini bunga komersial, ada subsidi bunga, nanti ada asuransi ini sudah kita godok terus," tutup Ali Agus. (ant/rpi)
Load more