Penurunan peringkat Israel dan naiknya defisit telah menambah tekanan bagi pemerintah untuk mengakhiri perang. Hal ini dibutuhkan untuk menghindari pemerintah Israel mengambil kebijakan yang tidak populer seperti menaikkan pajak dan memangkas belanja.
Namun di sisi lain, Perdana Menter Benjamin Netanyahu butuh mempertahankan koalisinya di parlemen. Terlebih lagi, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich yang memiliki haluan garis keras, menginginkan berlanjutnya perang hingga Hamas dihancurkan.
Karnit Flug mengatakan, kondisi saat ini sangat rentan dan koalisi pemerintah masih harus menghadapi pemangkasan belanja, seperti subsidi yang tidak populer terhadap sekolah ortodoks yang dianggap publik sebagai pemborosan.
"Publik akan menghadapi masa sulit menerima hal ini jika pemerintah tidak menunjukkan tingkat keparahan dari kondisi sekarang akan memaksa mereka untuk melepas sejumlah hal yang mereka perlukan," kata Flug.
Sementara Smotrich mengatak bahwa ekonomi Israel masih kuat dan berjanji akan merilis anggaran yang akan bisa melanjutkan dukungan yang dibutuhkan untuk melanjutkan perang, di saat yang bersamaan dengan mempertahankan kerangka fiskal dan mendorong mesin pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain, tingkat pengangguran justru terus turun dari level 3,6 persen di Juli 2023 ke level 3,4 persen di Juli 2024, atau level terendah sebelum terjadinya perang. Namun, di luar jumlah relawan yang masuk dalam tentara cadangan, tingkat pengangguran di Israel naik ke level 4,8 persen, atau masih dianggap rendah dibandingkan negara - negara lain.
Selain itu, banyak usaha kecil yang terpaksa tutup karena pekerja maupun pemiliknya dipanggil untuk wajib militer. Sementara usaha lainnya berjuang di tengah perlambatan ekonomi.
Load more