Bangka Belitung, tvOnenews.com - Di tengah penurunan harga CPO atau minyak sawit, industri perkebunan kelapa sawit kian terancam dengan produk minyak nabati lainnya, seperti minyak biji matahari.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono mengatakan, meningkatnya persaingan antara minyak nabati, telah membuat terjadinya penurunan ekspor CPO dalam beberapa bulan terakhir.
DIa menyebutkan harga CPO atau minyak nabati asal Indonesia saat ini sudah menjadi relatif lebih mahal jika dibandingkan minyak nabati lainya khususnya minyak biji matahari.
Eddy Martono menyebutkan penurunan ekspor CPO ke China sebagai negara tujuan ekspor terbesar Indonesia, ternyata disebabkan oleh kecenderungan Cina yang mulai beralih ke minyak biji matahari.
"Minyak sawit sekarang lebih mahal, sehingga mereka (China) melakukan pembelian banyak ke minyak matahari dan mengurangi minyak sawit," kata Eddy Martono dalam Presstour Kontribusi Sawit untuk APBN dan Perekonomian di Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung, Selasa (27/8/2024) malam.
Sebelumya, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan terjadinya penurunan ekspor CPO dan turunannya ke sejumlah negara tujuan ekspor. Dia mencontohkan, ekspor CPO ke India turun 59,31 persen (mtm) dan turun 67,50 persen (YoY).
Ekspor CPO ke Cina juga merosot 49,56 persen (mtm) dan 30,04 persen (YoY). Penurunan ekspor CPO juga terjadi ke Pakistan sebesar 17,78 persen (mtm) dan 18,62 persen (YoY).
Load more