Dia mengingatkan, tanpa adanya perubahan kebijakan ke depan, industri kelapa sawit Indonesia bisa menghadapi tantangan yang sangat sulit ke depan.
"Kita harus ingat bahwa CPO itu bukanlah satu-satunya sumber minyak nabati saat ini. Jika kita tidak berhati - hati, saya khawatir suatu saat nanti nasib kelapa sawit ini akan sama dengan gula, dimana dulu kita sempat menjadi produsen terbesar tetapi berubah menjadi negara eksportir," kata Eddy.
Selain persaingan dari minyak nabati lain, Eddy juga mengingatkan ancaman yang muncul dari negara - negara Amerika Latin yang mulai intensif mengembangkan perkebunan kelapa sawit.
"Jika nantinya sawit dari negara Amerika Latin ini bisa lebih efisien daripada kita, maka ini akan menjadi tantangan yang sangat besar," jelas Eddy Martono. (hsb)
Load more