Selain BBM dan LPG, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp90,22 triliun untuk subsidi listrik pada tahun 2025, naik dari target tahun 2024 sebesar Rp73,24 triliun. Anggaran ini juga mencakup sisa kurang bayar tahun 2023 sebesar Rp2,02 triliun.
"Kenaikan tersebut didorong oleh perkiraan bertambahnya jumlah penerima subsidi listrik dari 40,89 juta pelanggan di tahun 2024 menjadi 42,08 juta di tahun 2025," jelas Bahlil.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman menekankan pentingnya penargetan subsidi listrik yang lebih tepat sasaran.
"Kita harus fokus pada masyarakat di wilayah Indonesia Timur dan pedalaman Kalimantan yang memang sangat membutuhkan subsidi energi," tegasnya.
Maman juga menggarisbawahi perlunya perbaikan data penerima subsidi agar anggaran negara dapat digunakan lebih efektif dan tepat guna.
Penetapan alokasi subsidi ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga kesejahteraan masyarakat dengan memberikan bantuan yang tepat sasaran. Diharapkan, dengan efisiensi ini, subsidi energi bisa benar-benar dirasakan oleh mereka yang paling membutuhkan. (rpi)
Load more