Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menjelaskan bahwa target nilai tukar rupiah yang ditetapkan pemerintah mempertimbangkan ketidakpastian kondisi global yang masih tinggi. Menurutnya, sentimen dan volatilitas global sangat mempengaruhi nilai tukar rupiah.
"Ketidakpastian global membuat kami harus berhati-hati dalam merancang APBN," kata Sri Mulyani dikutip Kamis (29/8/2024).
Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo menambahkan bahwa target nilai tukar rupiah versi BI adalah nilai fundamental, namun belum mempertimbangkan faktor geopolitik.
“Kalau Bu Menteri menyebutkan kondisi geopolitik bisa naik turun, maka kehati-hatian perlu diambil di atas nilai fundamentalnya, tinggal diukur saja dari Rp15.700 per dolar AS, lalu ditambah berapa untuk nilai kehati-hatiannya,” jelas Perry.
Seusai pertimbangan dan perbedaan pandangan, usulan Sri Mulyani untuk menetapkan nilai tukar rupiah pada level Rp16.000 diterima oleh Komisi XI dan Gubernur BI.
Tujuannya adalah untuk memberikan bantalan yang lebih kuat terhadap defisit transaksi berjalan (current account deficit) serta cadangan devisa di tahun 2025.
Selain nilai tukar rupiah, asumsi makro lain yang juga dibahas adalah suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun.
Load more