Menjawab kekhawatiran tersebut, Bayu menyatakan bahwa Bulog berharap pemerintah segera memberikan izin untuk menambah stok beras melalui impor.
Terlebih, tantangan paceklik awal tahun juga akan dihadapkan dengan bulan Ramadan, di mana kebutuhan pangan biasanya meningkat.
"Betul, Pak. Justru itu kami sebagai operator sangat berharap agar perintah untuk menambah stok sudah diberikan sejak awal," jelas Bayu. "Karena terus terang, Maret (2025) itu kita akan memasuki Ramadan. Ini perlu diantisipasi bersama," tambahnya.
Perlu diketahui, sepanjang 2024, Perum Bulog sudah mendapatkan izin impor beras sebanyak 3,6 juta ton, di mana sekitar 2,2 juta ton telah terealisasi masuk ke Indonesia. Selain itu, terdapat kontrak impor tambahan sekitar 300 ribu ton, sehingga total impor beras yang telah dan akan terealisasi mencapai 2,6 juta ton.
Bayu juga mengungkapkan bahwa selama 2023 dan 2024, impor beras hanya berasal dari lima negara yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar, dan Kamboja. "Tidak ada pembatalan impor dari China, dan India juga menutup ekspor beras mereka," tandasnya.
Dengan situasi yang masih penuh ketidakpastian, pemerintah perlu segera mengambil langkah proaktif untuk memastikan ketersediaan stok beras yang cukup.
Langkah ini sangat penting untuk menghindari potensi krisis pangan di awal pemerintahan baru, terutama menjelang periode paceklik dan bulan Ramadan yang akan datang. (rpi)
Load more