"Kedua proyek ini akan mengekspor 1,4 GW listrik rendah karbon tambahan dari Indonesia ke Singapura," ujar Tan.
Pada tahun 2023, Indonesia dan Singapura telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait pengembangan industri manufaktur energi terbarukan, seperti produksi panel surya dan sistem penyimpanan energi baterai (BESS) untuk perdagangan listrik lintas batas.
Menurut Tan, impor listrik dari negara tetangga kini menjadi kunci utama bagi Singapura dalam upaya mengurangi emisi karbon dan mencapai target netral karbon pada tahun 2050.
Dia juga menambahkan bahwa kerja sama perdagangan listrik antara Indonesia dan Singapura akan memberikan manfaat besar bagi kedua negara.
Proyek ini tidak hanya akan memasok listrik ke Singapura, tetapi juga mendukung pertumbuhan industri energi terbarukan di Indonesia, seperti produksi baterai dan panel surya.
“Pendapatan dari ekspor listrik bisa digunakan untuk mempercepat proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia, yang pada akhirnya akan mempercepat dekarbonisasi di Indonesia,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan turut memberikan pandangannya. Menurutnya, kemitraan ini memberikan keuntungan besar bagi kedua negara. Singapura akan mendapatkan pasokan listrik bersih dan stabil dari Indonesia, yang dihasilkan melalui panel surya dan baterai yang diproduksi di Indonesia.
Load more