Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, angkat bicara mengenai kemungkinan susu ikan menjadi pengganti susu sapi dalam program makan bergizi gratis yang digagas oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Pasalnya, banyak yang mempertanyakan wacana susu ikan akan menjadi alternatif dalam program gizi nasional di pemerintahan mendatang.
Dadan menjelaskan, meskipun semua opsi yang baik akan dipertimbangkan, saat ini pemerintah belum mengarah ke penggunaan susu ikan.
"Semua yang baik pasti akan kita akomodir, tapi kita lihat. (Saat ini) kita belum ke arah situ," katanya di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip Rabu (11/9/2024).
Sebagai informasi, susu ikan merupakan inovasi yang diperkenalkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM).
Produk ini pertama kali diluncurkan pada Agustus 2023. Susu ikan terbuat dari bahan baku ikan yang diolah menggunakan teknologi modern hingga menghasilkan hidrolisat protein ikan (HPI), yang menjadi komponen utama dalam susu ikan.
HPI sendiri merupakan hasil inovasi dari UMKM binaan KKP, Berikan Bahari Indonesia. Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, menyatakan bahwa susu ikan ini merupakan diversifikasi produk olahan yang bisa memberikan nilai tambah bagi ikan, sekaligus memperluas pasar produk olahan ikan.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan program susu gratis, Dadan mengungkapkan bahwa pemerintah akan mengimpor sapi dalam upaya mencapai swasembada susu sapi di masa depan. Ia menegaskan bahwa langkah ini akan dilakukan secara bertahap.
"Dalam jangka panjang kita impor sapi, supaya Indonesia ke depan swasembada susu. Tanya Kementan (untuk jumlahnya), bertahap," ungkapnya.
Di sisi lain, Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD, Sis Apik Wijayanto, menjelaskan bahwa pengadaan susu dari peternakan sapi perah terintegrasi (mega farm) membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga tahun. Oleh karena itu, alternatif pengganti susu sapi untuk program susu gratis Prabowo-Gibran sedang dikaji.
"Pengadaan susu dari mega farm butuh dua sampai tiga tahun, yang diusulkan maunya pengadaan awalnya maksimalkan ke peternak lokal di seluruh Indonesia, tapi jika tidak mungkin ada produk alternatif yang bisa dilakukan sebagai pengganti susu sapi, misal dari ikan ada juga," jelas Sis Apik di Gedung DPR RI, beberapa waktu lalu.
Namun, Sis Apik menambahkan bahwa aroma dari susu ikan masih perlu perbaikan. Oleh karena itu, masih diperlukann kajian lebih lanjut.
Selain program susu gratis, Dadan juga menyebutkan bahwa program makan bergizi gratis yang menjadi unggulan Prabowo akan menyasar sedikitnya 15 juta penerima pada tahap awal. Program ini rencananya akan diluncurkan pada 2 Januari 2025. "Minimal 15 juta, minimal," tegas Dadan.
Menurutnya, Badan Gizi Nasional sudah memiliki data penerima program tersebut, meskipun detilnya belum dapat diungkapkan. "Datanya ada nanti, itu terlalu detail lah. Kita punya data sendiri, ada," tambahnya.
Diketahui, Badan Gizi Nasional telah mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun untuk tahun 2025. Dana tersebut sudah mencakup operasional lembaga.
Sebagai lembaga baru, saat ini Badan Gizi Nasional sedang fokus menyelesaikan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK), rencana kerja (renja), Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), serta rencana strategis (renstra).
"Nanti kalau sudah selesai, sudah masuk dalam UU APBN (2025) baru kita jelaskan ya. Sekarang baru menyelesaikan SOTK, sedang menunggu analisis dari Kemenpan-RB, mudah-mudahan selesai minggu ini," ujar Dadan.
Program susu gratis dan makan bergizi gratis yang diusung pemerintahan Prabowo-Gibran memang ditujukan untuk memperbaiki kesejahteraan gizi masyarakat.
Namun, tantangan dalam pengadaan dan alternatif produk susu masih menjadi perhatian, termasuk kemungkinan penggunaan susu ikan. (rpi)
Load more