Jakarta, tvOnenews.com - Kebiasaan memakai Google sebagai alat pencari informasi di internet kini mulai berubah, terutama di kalangan generasi muda terkhusus Gen Z.
Generasi Z yang lahir dan tumbuh di era digital, justru semakin jarang menggunakan Google untuk mencari informasi.
Mereka kini lebih sering memanfaatkan media sosial seperti TikTok dan Instagram untuk mendapatkan rekomendasi, mulai dari tempat makan hingga produk-produk terbaru.
Menurut Bernstein Research, generasi muda ini cenderung beralih ke pencarian berbasis visual dan sosial, meninggalkan metode pencarian teks yang ditawarkan Google.
"Audiens yang lebih muda (Gen Z) melakukan 'pencarian', bukan 'googling'," ujar Mark Shmulik, analis internet Bernstein Research, seperti dilansir dari inkl, Rabu (11/9/2024).
Istilah "Googling" sendiri pertama kali dikenal luas pada 2002 dalam serial Buffy the Vampire Slayer dan sejak saat itu menjadi bagian dari bahasa sehari-hari.
Namun, survei terbaru pada April 2024 dari Forbes Advisor dan Talker Research mengungkapkan bahwa 45% Gen Z lebih memilih mencari informasi melalui platform seperti TikTok atau Instagram daripada Google.
"Cobalah meminta mereka untuk mencari sesuatu secara online dan jelaskan apa yang mereka lakukan saat melakukannya untuk melihat apa yang mereka kataka," Shmulik.
Mark Shmulik menyebutkan bahwa generasi muda kini lebih memilih "pencarian" di media sosial daripada "Googling." Pergeseran ini menunjukkan perubahan besar dalam cara mereka berinteraksi dengan internet.
Ketika mereka membutuhkan rekomendasi, Gen Z lebih sering mengandalkan media sosial, sementara untuk belanja online, mereka langsung menuju situs seperti Amazon atau menggunakan AI seperti ChatGPT.
Data dari GWI Core menunjukkan bahwa pada tahun 2023, sekitar 52% Gen Z menggunakan media sosial sebagai alat pencarian utama mereka, naik dari 40% pada tahun 2016.
Platform seperti TikTok tidak hanya digunakan untuk mencari informasi, tetapi juga untuk membeli produk, memilih tempat makan, serta merencanakan aktivitas harian mereka.
Media sosial seperti TikTok dan Instagram telah menyesuaikan diri dengan kebutuhan Gen Z melalui fitur e-commerce dan iklan yang dipersonalisasi.
Pada 2023, pendapatan iklan dari pengguna di bawah usia 25 tahun mencapai US$11 miliar di Amerika Serikat, dan proyeksi kekuatan belanja Generasi Z diperkirakan akan mencapai US$12 triliun.
Ini membuat Google menghadapi tantangan besar. Wakil Presiden Senior Google, Prabhakar Raghavan, mengakui bahwa sekitar 40% anak muda lebih memilih TikTok atau Instagram dibandingkan Google Maps atau Search untuk mencari rekomendasi tempat makan.
Bahkan, Google baru-baru ini kalah dalam gugatan antimonopoli yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut memonopoli pasar mesin pencari.
Untuk beradaptasi, Google kini sedang mengembangkan teknologi pencarian berbasis gambar, augmented reality, dan kecerdasan buatan (AI).
Meskipun begitu, dominasi Google dalam dunia pencarian menghadapi tekanan yang semakin besar akibat perubahan preferensi generasi muda ini. (rpi)
Load more