Jakarta, tvOnenews.com - Untuk mendorong optimalisasi produksi migas dalam program enhanced oil recovery (EOR), pemerintah telah membuka kerja sama dengan dua perusahaan migas asal Cina. Kedua perusahaan tersebut yakni Petrochina dan Sinopec digandeng untuk bekerja sama meningkatkan produksi di sejumlah lapangan migas milik Pertamina.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Cahyono Adi mengungkapkan bahwa upaya bermitra dengan dua perusahaan asal China tersebut merupakan bagian dari upaya optimalisasi produksi migas yang dilakukan pemerintah.
Dia menjelaskan, pemerintah telah menjalin kerja sama dengan Petrochina di Blok Rokan (Riau). Kerja sama ini adalah tindak lanjut pertemuan Menteri ESDM dengan pihak China pada rangkaian Indonesia-China Energy Forum (ICEF) ke-7 di Bali awal September 2024.
“"Menindaklajuti pertemuan ICEF dan pembahasan teknis, Pertamina koperatif membuka ruang kerjasama optimalisasi produksi dengan Mitra. Rencananya di lapangan Minas area-F dijajaki kerjasama operasi (KSO) Pertamina dengan Petrochina," kata Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas ESDM Ariana Soemanto di Jakarta, Sabtu (21/9/2024).
Sementara, kerja sama dengan Sinopec dilakukan di 5 (lima) lapangan potensial Pertamina, yakni Rantau, Jirak, Tanjung, Pamusian, dan Zulu. Bulan lalu, tim teknis sudah melakukan evaluasi teknologi ke lapangan di China.
Agus Cahyono Adi mengaku, pembukaan data migas oleh Pertamina ke Sinopec juga telah dilakukan dan didukung Kementerian ESDM dan SKK Migas. “Selanjutnya Tim teknis Sinopec akan turun ke 5 lapangan Pertamina tersebut dalam waktu dekat,” jelasnya.
Selain bekerja sama dengan perusahaan China, upya optimalisasi produksi migas juga dilakukan sendiri oleh Pertamina di Blok Rokan khususnya lapangan Minas. Untuk tahap awal di Minas area-A ditargetkan mulai injeksi chemical tahun depan. Sedangkan produksi full scale-nya di Minas area-B s.d. area-E rencananya mulai produksi tahun 2030.
“Namun Pemerintah minta produksi lebih cepat. Sebagaimana arahan Bapak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar dipercepat paling lambat tahun 2029,” kata Agus Cahyono Adi.
Insentif
Selain dengan penerapan teknologi optimalisasi produksi, Kementerian ESDM bersama SKK Migas mulai jajaki kemungkinan kebijakan insentif untuk EOR.
"Kita mulai rancang bersama antara ESDM dan SKK Migas bagaimana ketentuan teknisnya agar dapat mendorong penerapan EOR lebih atraktif," jelas Ariana tanpa merinci jenis insentif yang akan diberikan pemerintah. (hsb)
Load more