Jakarta, tvOnenews.com - Saham BREN (PT Barito Renewable Energy Tbk) anjlok parah sejak akhir pekan lalu. Hanya dalam dua hari, nilai kapitalisasi pasar saham emiten ini telah tergerus hingga Rp529 triliun.
Pada perdagangan hari ini (23/9/2024), saham BREN yang terkena sentimen negatif setelah dikeluarkan dari indeks FTSE, terpantau kembali anjlok hingga 19,83 persen ke level Rp7.075. Pelemahan ini melanjutkan koreksi hampir 20 persen yang sebelumnya terjadi pada Jumat (20/9/2024).
Hingga pukul 9.39 WIB, saham BREN tercatat ditransaksikan sebanyak 2.695 kali atas 6,01 juta saham senilai Rp42,53 persen. Dengan harga Rp7.075 ini, maka nilai kapitalisasi saham BREN terpantau merosot hingga menjadi Rp946,54 triliun.
Padahal, pada Kamis (19/9/2024) lalu, nilai pasar dari saham BREN masih tercatat sebesar Rp1.475. Artinya, nilai kapitalisasi saham BREN telah berkurang atau menguap hingga Rp529 triliun hanya dalam dua hari perdagangan.
Dengan posisi saat ini, maka posisi saham BREN sebagai emiten termahal di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah tergusur oleh saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang hari ini menguat 0,23 persen (Rp1.331 triliun). Sementara, di tempat ketiga adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang menguat 0,93 persen (Rp822 triliun).
Saham BREN milik pengusaha Prajogo Pangestu ini anjlok parah sejak Jumat lalu, setelah Russell mengeluarkan saham BREN dari indeks FTSE. Meski menjadi saham paling mahal di BEI, kepemilikan saham BREN dinilai terlalu terkonsentrasi, dan tidak memenuhi syarat free float (jumlah saham beredar yang dimiliki publik).
Saham Prajogo Pangestu
Bukan hanya menghantam saham BREN, sentimen negatif dari Russell tersebut juga langsung memukul kinerja saham - saham milik pengusaha Prajogo Pangestu selaku pemilik BREN. Seiring anjloknya BREN, beberapa saham emiten milik Prajogo Pangestus terpantau anjlok sejak akhir pekan lalu.
Saham PT Chandra Asri Pasific Tbk (TPIA) terpantau anjlok 10,6 persen menjadi Rp8,050 pada Jumat lalu. Sementara saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) terpantau turun10,9 persen menjadi Rp1.065. Meski sempat anjlok pada hari Jumat, kedua saham ini mulai terpantau menguat di awal pekan ini.
Namun, anjloknya saham - saham di kelompok usaha Prajogo Pangestu pada akhri pekan lalu sempat memukul pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI yang terkoreksi hingga lebih dari 2 persen. (hsb)
Load more