Ancaman Geopolitik
Meski ada sentimen positif dari penurunan suku bunga di tingkat global, Sri Mulyani juga mengingatkan potensi acaman dari kondisi geopolitik di berbagai belahan dunia. Kondisi yang sulit untuk diprediksi ini, menurut Sri Mulyani salah satunya berasal dari polemik geopolitik.
Dia menyebut potensi ancaman dari percikan tendensius Rusia-Ukraina, Israel-Palestina. Selain itukondisi Pemilu Amerika yang kian memanas dapat menentukan arah kebijakan. Oleh karena itu, Indonesia segera mengambil posisi waspada.
"Ini masih harus kita waspadai karena bisa menimbulkan swing terhadap direction dari policy yang kemudian mempengaruhi secara sistematik untuk perekonomian global," tandas dia.
Dari sisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), hingga Agustus 2024 Kementerian Keuangan mencatat defisit sebesar Rp153,7 triliun. Adapun, nilai tersebut, kata Sri Mulyani, setara dengan 0,68 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Bendahara negara ini menjelaskan bahwa defisit APBN ini berarti mengalami pendapatan lebih kecil dibanding jumlah pengeluaran pemerintah. Akan tetapi, jika dinilai dari sisi keseimbangan primer tercatat masih mengalami surplus sebesar Rp161,8 triliun.
Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menuturkan pendapatan negara sampai Agustus 2024 terkumpul Rp1.777 triliun, angka ini diketahui turun 2,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy). Pendapatan tersebut berasal dari pajak, bea dan cukai, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Load more