Menurut Thomas, target pertumbuhan ekonomi yang ambisius ini tidak hanya sekedar tujuan, tetapi merupakan keharusan agar Indonesia bisa lepas dari middle-income trap.
“Mencapai pertumbuhan 8% yang ambisius bukanlah sekedar aspirasi, melainkan keharusan. Dan untuk melakukannya, kita harus memanfaatkan mesin pertumbuhan baru seperti ekonomi digital dan ekonomi hijau,” tambahnya.
Ia juga menyoroti pentingnya inovasi dan teknologi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Keduanya dipandang sebagai elemen yang krusial agar Indonesia bisa bersaing di kancah global dan membuka peluang-peluang baru di berbagai sektor.
Untuk menggerakkan berbagai sektor tersebut, Thomas menekankan bahwa pengembangan sumber daya manusia (SDM) sangat penting. Investasi di bidang pendidikan, keterampilan, dan kesehatan perlu ditingkatkan guna menciptakan tenaga kerja yang lebih produktif dan inovatif.
Menurutnya, tantangan seperti populasi yang menua, rendahnya produktivitas, kesenjangan sosial, dan kurangnya daya saing harus segera diatasi agar Indonesia bisa terus tumbuh.
Selain itu, ia menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi harus bersifat inklusif dan berkelanjutan. Hal ini berarti kebijakan yang diambil harus memperhatikan kesetaraan sosial, perlindungan sumber daya alam, dan upaya untuk mengatasi perubahan iklim.
Thomas juga mencatat bahwa tantangan middle-income trap tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi juga oleh banyak negara di Asia Tenggara. Padahal, kawasan ini memiliki potensi untuk menjadi salah satu pusat kekuatan ekonomi global.
Load more