Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Investasi/BKPM menegaskan bahwa program hilirisasi, yang mengubah bahan mentah menjadi produk bernilai tambah tinggi, akan menjadi fokus penting di pemerintahan berikutnya.
Program yang sudah dirintis sejak era Presiden Jokowi nantinya akan tetap menjadi prioritas Prabowo Subianto.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM, Riyatno, hilirisasi sudah terbukti memberikan dampak besar pada perekonomian Indonesia.
"Ini sudah dicanangkan sejak zaman Presiden Jokowi dan insyaAllah nantinya oleh Presiden terpilih, Bapak Prabowo, ini menjadi salah satu prioritas, hilirisasi ini," ujar Riyatno dalam acara Investortrust Future Forum di Jakarta, Rabu (25/9/2024).
Riyatno menjelaskan, hilirisasi di sektor nikel telah menunjukkan peningkatan nilai yang signifikan.
Contohnya, pengolahan nikel mentah menjadi nikel sulfat meningkatkan nilainya 11,4 kali lipat.
Saat nikel diubah menjadi prekursor, nilai tambahnya melonjak 19,4 kali lipat, dan saat menjadi sel baterai kendaraan listrik (EV), nilainya naik hingga 67,7 kali lipat.
Untuk menjaga ekosistem hilirisasi berjalan berkelanjutan, pemerintah telah menerapkan beberapa langkah strategis.
Kementerian Investasi telah menerbitkan regulasi pendukung, insentif pajak seperti tax holiday dan tax allowance, serta kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah seperti nikel, bauksit, tembaga, dan timah.
Sektor keuangan pun didorong untuk mendukung hilirisasi, termasuk kebijakan OJK yang mendorong industri perbankan mempercepat adopsi kendaraan listrik berbasis baterai.
Presiden Jokowi sebelumnya juga menitipkan harapan agar program hilirisasi ini terus berlanjut, termasuk proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), kepada Prabowo Subianto sebagai penerusnya di periode 2024-2029.
Keberlanjutan pembangunan infrastruktur dan pengembangan SDM dianggap sebagai kunci keberhasilan Indonesia ke depan.
Dengan komitmen pemerintahan selanjutnya terhadap hilirisasi, diharapkan Indonesia bisa terus meningkatkan daya saing ekonominya melalui pengolahan sumber daya alam.
Hal ini juga akan membuka peluang besar bagi pengembangan industri kendaraan listrik, yang berpotensi memberikan nilai tambah signifikan bagi negara. (ant/rpi)
Load more