Jakarta, tvOnenews.com - Selama pemerintahan Jokowi, kondisi petani di Indonesia dirasa kurang mengalami peningkatan kesejahteraan secara signifikan meskipun harga beras semakin mahal.
Hal ini diakui oleh Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Henry Saragih, yang mengeluhkan tingginya harga beras di Indonesia tidak linier dengan peningkatan kesejahteraan petani.
Menurut data Bank Dunia, harga beras di Indonesia bahkan menjadi yang paling mahal di ASEAN. Ketidakseimbangan ini memperburuk kesejahteraan petani yang dirasa terus menurun.
Sebagai contoh, berdasarkan laporan BPS, Nilai Tukar Petani (NTP) per April 2024 tercatat 116,79 atau turun sebesar 2,18%.
Penurunan ini terjadi lantaran Indeks Harga yang Diterima Petani (lt) turun sebesar 1,74%, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,45%.
Ketidakberesan pada tata kelola pangan ini sebenarnya disadari oleh pemerintah. Karenanya, beberapa waktu lalu Menteri BUMN Erick Thohir mencopot Dirut Bulog, Bayu Krisnamurthi.
Namun, Henry Saragih juga menyoroti bahwa salah satu yang harus pertanggung jawab juga atas kondisi ini Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi.
Load more