Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perluasan pasar produk industri halal domestik ke negara pasar nontradisional. Untuk mengincar besarnya potensi pasar ekonomi halal di tingkat gloal, upaya promosi terus dilakukan termasuk melalui perhelatan Halal Indonesia International Industry Expo (Halal Indo).
Meski menjadi salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar dunia, Indonesia tidak boleh lengah mengincar pasar industri halal di tingkat global. Pasalnya, potensi pasar sektor ekonomi halal dunia diperkirakan mencapai 2,4 triliun dolar AS atau lebih dari Rp36 ribu triliun, pada tahun 2024.
"Produk halal diprediksi mencapai 2,4 triliun (dolar AS) pada tahun 2024, sebagaimana tercantum pada State of the Global Islamic Economy Report (SGIER)," kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Eko Cahyanto di Tangerang, Banten, Kamis (26/9/2024).
Eko Cahyanto menyampaikan, pihaknya pada kegiatan ini memfasilitasi 202 booth sektor industri dan kawasan industri halal yang meliputi makanan dan minuman, farmasi, kosmetik, tekstil dan aparel, keramik dan perlengkapan makan, kawasan industri halal, muslim fesyen, dan barang gunaan lainnya.
Dorong Sertifikasi
Lebih lanjut dijelaskan, dalam Halal Indo 2024 ini, Kemenperin juga mendorong penerapan sertifikasi halal, bagi industri menengah dan besar, serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sehingga bisa memanfaatkan potensi pasar yang ada.
"Kami percaya bahwa melalui kegiatan-kegiatan ini, kita dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya industri halal," kata Eko Cahyanto.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya memanfaatkan potensi besar Indonesia sebagai pasar industri halal global, dengan jumlah penduduk muslim mencapai 236 juta orang.
Meski menjadi salah satu negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, perkembangan ekonomi halal di Indonesia ternyata masih kalah dibandingkan dengan tetangga Malaysia yang berada di peringkat pertama dengan ekonomi halal terbesar dunia. Sementara Indonesia hanya berada di peringkat ketiga, di bawah Malaysia dan Arab Saudi. (ant)
Load more