Jakarta, tvonenews.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (30/9/2024) diperkirakan turun di tengah pasar menunggu rilis inflasi domestik September 2024 oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
"Dari dalam negeri, BPS akan rilis data inflasi September yg diproyeksikan akan kembali deflasi," kata Analis Bank Woori Saudara Rully Nova, Senin (30/9/2024).
Rully memperkirakan pada September 2024 terjadi deflasi sebesar 0,01 persen dan secara tahunan 2,10 persen.
Selain itu, proyeksi pelemahan rupiah dipengaruhi oleh antisipasi rilis data tenaga kerja dan manufaktur Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan masih lemah.
Ia memproyeksikan rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp15.100 sampai dengan Rp15.160 per dolar AS.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah akhirnya terus menguat, mendekati level psikologis Rp15.000 per dolar AS. Pagi ini, Jumat (20/9/2024), rupiah dibuka sangat cemerlang mencatat rekor terkuatnya sejak Juli 2023 atau dalam 14 bulan terakhir.
Di pasar antarbank Jakarta, rupiah menguat 136 poin atau 0,90% menjadi Rp15.103 per dolar AS pada Jumat pagi, setelah sebelumnya berada di Rp15.239 per dolar AS. Penguatan ini didorong oleh optimisme pasar yang merespons penurunan suku bunga global.
Berdasarkan data Bloomberg dan Investing per pukul 10.45 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp15.095 per dolar AS.
Setelah tembus level tertinggi dalam 14 bulan terakhir, rupiah masih berpotensi terus menguat hingga di bawah Rp15.000 per dolar AS sepanjang hari. Secara teknikal, rupiah sudah berhasil melewati resistance di level Rp15.100 per dolar AS dan diprediksi akan menuju level resistance berikutnya di Rp15.050 per dolar AS.(nba)
Load more