Saat ini, Kalkulator Hijau memiliki fitur yang terbatas pada pengukuran emisi karbon yang bersumber dari pemakaian bahan bakar dan listrik.
Untuk pengembangan selanjutnya, untuk bisa mengukur ruang lingkup pengukuran emisi akan terus diperluas mencakup seluruh aktivitas penghasil emisi, sejalan dengan perkembangan global. Kalkulator Hijau juga akan memberikan kemudahan bagi perbankan dan dunia usaha dalam pemenuhan kebutuhan pelaporan keberlanjutan (disclosure) yang diprasyaratkan oleh regulator dan pasar global.
"Hingga memberikan akses lebih luas kepada investasi dan pendanaan hijau," ucap dia.
Sejalan dengan itu, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kemenko Marves, Nani Hendiarti menyampaikan pentingnya meningkatkan porsi pembiayaan rendah emisi dimana perbankan berperan sentral.
Dalam rangka pengakuan emisi karbon debitur lembaga keuangan dan investor, maka laporan keberlanjutan yang berisi informasi emisi karbon debitur dapat menjadi pertimbangan pemberian pembiayaan di masa depan.
"Kehadiran Kalkulator Hijau menjadi media penghitungan dan pemantauan emisi karbon yang bisa digunakan oleh sektor perbankan dan pelaku usaha sangat penting dalam upaya menuju keuangan berkelanjutan. Langkah bersama ini, akan mendorong partisipasi aktif perbankan dan pelaku usaha berkontribusi dalam pencapaian target National Determine Contribution (NDC) pada 2030 (32% reduksi CO2) dan Net Zero Emission pada 2060, serta meningkatkan pembiayaan pembangunan dalam proses transisi ke depan," ucap dia. (vsf)
Load more