Namun, meskipun ekspor batu bara mengalami kenaikan, harga minyak mentah dunia justru turun pada Agustus 2024.
Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan permintaan dari China, sebagai konsumen minyak mentah terbesar di dunia. Hal ini turut membatasi kenaikan ekspor Kaltim secara keseluruhan.
Yusniar juga menjelaskan bahwa ekspor migas Kaltim pada Agustus hanya mencapai Rp1,85 triliun atau setara 119,8 juta dolar, turun 34,07% dibandingkan Juli 2024.
Di sisi lain, ekspor nonmigas, yang termasuk batu bara, mencapai 1,93 miliar dolar (Rp29,91 triliun), naik 4,65% dibandingkan bulan sebelumnya.
Secara lebih rinci, peningkatan ekspor terbesar berasal dari golongan bahan bakar mineral yang mengalami kenaikan sebesar 90,3 juta dolar (Rp1,4 triliun), atau naik 6,02%.
Sebaliknya, ekspor lemak dan minyak hewani atau nabati mengalami penurunan terdalam, dengan penurunan sebesar 20,18 juta dolar (Rp312,79 miliar) atau turun 10,02%.
Tiga pelabuhan utama di Kaltim yang memberikan kontribusi terbesar terhadap total nilai ekspor pada Agustus 2024 adalah Pelabuhan Balikpapan dengan kontribusi 514,07 juta dolar (Rp7,97 triliun), Pelabuhan Samarinda sebesar 484,27 juta dolar (Rp7,51 triliun), dan Pelabuhan Tanjung Bara yang menyumbang 307,28 juta dolar (Rp4,76 triliun).
Load more