Salah satu faktor yang memperlambat ekspor adalah perbedaan harga daging di luar negeri, yang membuat pembeli lebih memilih mengimpor bumbu daripada rendang siap saji.
Ketua Pembina Himpunan Pengusaha Rendang Minangkabau (Hipermi), Syukriah, mengatakan bahwa pelaku usaha rendang siap untuk memenuhi permintaan dari luar negeri, termasuk dari Arab Saudi.
"Hipermi siap untuk memenuhi permintaan ekspor 15 ton bumbu rendang," ungkap Syukriah.
Namun, para pelaku usaha, terutama yang tergabung dalam Hipermi, masih kesulitan menembus pasar internasional secara konsisten.
Syukriah juga menambahkan bahwa pada tahun 2024, ekspor bumbu rendang ke Jerman tidak lagi berlanjut karena perbedaan harga yang cukup signifikan.
Oleh karena itu, ia berharap pemerintah daerah bisa membantu mengatasi hambatan pemasaran ini, sehingga produk bumbu rendang dapat kembali masuk ke pasar internasional dengan lebih baik.
Rendang memang menjadi makanan daging yang kian populer setelah beberapa waktu lalu dinobatkan sebagai salah satu masakan terenak di dunia. Oleh karena itu, ekspor bumbu rendang merupakan peluang besar untuk mengembangkan sektor pertanian dan peternakan di Sumatera Barat. (rpi)
Load more