Jakarta, tvOnenews.com - Pada bulan Oktober 2024, Kementerian Sosial melalui mitra penyalur seperti PT Pos Indonesia (Persero) kembali mendistribusikan Bantuan Sosial (Bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bansos Sembako.
Penyaluran bansos ini dilakukan secara rutin setiap tiga bulan sekali. Salah satu wilayah yang menjadi titik penyaluran adalah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Ahmad Fazil, Executive Manager Pos Indonesia Kantor Cabang Boyolali, menjelaskan bahwa pada penyaluran tahap III ini, jumlah penerima manfaat tetap sama seperti tahap sebelumnya, yaitu 17.345 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Sebelum proses distribusi dimulai, Pos Indonesia di Boyolali melakukan berbagai persiapan penting.
“Persiapan sebelum penyaluran PKH dan Sembako, terutama yang berkaitan dengan data. Data kita terima dari Kementerian Sosial, kemudian diolah dan disiapkan dokumen pra-penyaluran,” kata Ahmad.
Selain memastikan data siap, mereka juga memetakan lokasi penyaluran dan menentukan kebutuhan tenaga juru bayar.
“Kita petakan berapa banyak tenaga yang dibutuhkan, serta persiapkan komunitas untuk proses pengantaran door to door,” tambahnya.
Di Boyolali, mekanisme penyaluran bansos dilakukan dengan dua cara. Yaitu dengan penyaluran di kantor pos dan pengiriman langsung ke rumah penerima yang tidak dapat hadir di lokasi, seperti lansia atau orang dengan disabilitas.
Ahmad menjelaskan lebih lanjut bahwa penyaluran door to door biasanya dilakukan untuk KPM yang sakit, lanjut usia, atau disabilitas.
Di Boyolali, terdapat 18 Kantor Cabang Pembantu (KCP) yang digunakan sebagai titik penyaluran. Namun, bagi KPM yang tidak dapat hadir, bansos akan diantarkan langsung ke rumah.
“Kami membayar di kantor cabang pembantu dan juga door to door untuk KPM yang tidak bisa hadir,” jelas Ahmad.
Walaupun secara keseluruhan proses berjalan lancar, Ahmad menyebutkan bahwa tantangan terbesar adalah sinyal yang sulit di beberapa daerah.
“Tantangan terbesar adalah penggunaan aplikasi. Ada beberapa daerah yang sulit sinyal, sementara kita sudah melakukan penyaluran secara digital menggunakan sistem PGC yang memerlukan sinyal kuat,” kata Ahmad.
Namun, ia optimis Pos Indonesia dengan dukungan teknologi yang dimiliki mampu terus menjadi mitra pengantaran bansos.
Sunardi, salah satu petugas juru bayar di Boyolali, mengungkapkan bahwa pekerjaan ini memberikan pengalaman yang beragam.
“Banyak suka duka selama saya menjadi petugas juru bayar. Sukanya, bisa berinteraksi dengan masyarakat. Dukanya, terkadang alamat penerima tidak jelas, sehingga saya harus bekerja sama dengan aparat desa,” cerita Sunardi.
Dia juga merasa bangga bisa membantu menyalurkan bantuan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
Penyaluran bansos di Boyolali dilakukan dengan dua cara: pengambilan langsung di Kantor Pos sesuai jadwal atau diantarkan langsung oleh petugas ke rumah KPM.
Sunardi sering melakukan pengantaran ke rumah, terutama untuk penerima yang tidak bisa hadir di lokasi penyaluran.
"Jika KPM tidak bisa datang, RT/RW akan konfirmasi ke Kantorpos agar diantarkan langsung ke rumah," jelas Sunardi.
Sebagai satu-satunya petugas juru bayar di Kecamatan Boyolali, Sunardi berharap pemerintah terus mempercayakan Pos Indonesia untuk menyalurkan bansos.
“Harapan saya, semoga pemerintah tetap mempercayakan Pos Indonesia sebagai penyalur bantuan, dan jumlah bantuan yang disalurkan bisa bertambah di tahun-tahun mendatang,” tambahnya.
Proses penyaluran Bansos PKH dan Sembako di Kabupaten Boyolali oleh Pos Indonesia berjalan lancar meski ada beberapa tantangan.
Dengan dukungan digital dan komitmen dari petugas lapangan, distribusi bansos diharapkan semakin efisien.
Pemerintah telah membagi bantuan PKH dalam tujuh kategori dengan besaran dana yang berbeda, antara lain:
- Balita atau Anak usia 0-6 tahun: Rp750.000 per tahap atau Rp3.000.000 per tahun.
- Ibu hamil/ masa nifas: Rp750.000 per tahap atau Rp3.000.000 per tahun.
- Siswa SD/sederajat: Rp225.000 per tahap atau Rp900.000 per tahun.
- Siswa SMP: Rp375.000 per tahap atau Rp1.500.000 per tahun.
- Siswa SMA: Rp500.000 per tahap atau Rp2.000.000 per tahun.
- Lansia (70 tahun ke atas): Rp600.000 per tahap atau Rp 2.400.000 per tahun.
- Penyandang disabilitas berat: Rp600.000 per tahap atau Rp2.400.000 per tahun.
Cara Cek Penerima Bansos PKH Oktober 2024
Untuk bisa mengecek status penerima bansos PKH, bisa melalui dua cara, yaitu melalui situs web Kemensos atau aplikasi “Cek Bansos”. Berikut langkah-langkahnya:
1. Melalui Link cekbansos.kemensos.go.id:
- Kunjungi situs http://cekbansos.kemensos.go.id/.
- Isi data wilayah seperti provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan.
- Masukkan nama penerima sesuai dengan KTP.
- Masukkan kode verifikasi yang muncul di layar.
- Klik “Cari Data” untuk melihat status penerima.
2. Melalui Aplikasi Cek Bansos:
- Unduh aplikasi "Cek Bansos" dari Google Play Store.
- Jika belum punya akun, daftar dengan data diri yang lengkap, atau login jika sudah punya akun.
- Pilih menu “Cek Bansos” dan masukkan data sesuai KTP.
- Klik “Cari Data” untuk mengetahui hasil pencarian.(rpi)
Load more