Jakarta, tvOnenews.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan bahwa penjualan eceran di Indonesia akan tumbuh 4,7 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada September 2024. Hal ini tercermin Indeks Penjualan Riil (IPR) September 2024, yang diperkirakan mencapai 210,5.
Lebih lanjut angka perkiraan IPR pada bulan September 2024 tersebut lebih rendah dibandingkan IPR Agustus 2024, yang tercatat mencapai 215,9 atau tumbuh sekitar 5,8 persen (yoy).
Jika dilihat secara bulanan, penjualan eceran pada September diperkirakan akan berada di posisi 2,5 persen month to month (mtm). Ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,7 persen (mtm).
Hal ini seiring dengan menurunnya permintaan masyarakat karena berakhirnya program diskon yang diterapkan oleh retailer di peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-79.
Kemudian, beberapa kelompok penjualan tumbuh positif untuk mencegah penurunan yakni pada suku cadang dan aksesori, bahan bakar kendaraan bermotor, perlengkapan rumah tangga lainnya, serta peralatan informasi dan komunikasi.
IPR pada bulan Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan sebelumnya yang tumbuh 4,5 persen (yoy). Ini didorong dari kelompok makanan, minuman, serta tembakau dan bahan bakar kendaraan bermotor.
Maka dari itu, secara bulanan penjualan eceran tercatat sebesar 1,7 persen (mtm), meningkat usai pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi 7,2 persen (mtm).
Peningkatan ini terjadi terutama pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, peralatan informasi dan komunikasi, serta perlengkapan rumah tangga lainnya sejalan dengan bertambahnya permintaan ketika acara HUT RI didukung penerapan strategi potongan harga yang dilakukan oleh retailer.
Kemudian dari sisi harga, tekanan inflasi tiga dan enam bulan yang akan datang, yakni pada November 2024 dan Februari 2025 diperkirakan menurun.
Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) pada November 2024 dan Februari 2025, yang masing-masing tercatat sebesar 134,3 dan 155,9. Ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 141,3 dan 166,7 didukung oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan barang yang mencukupi.(ant/nsp)
Load more