Menurut Imran, yang ketiga adalah mendorong percakapan terbuka tentang kesehatan jiwa. Dia menyebutkan, sering ada anggapan bahwa orang harus tegar, sehingga masalahnya dipendam sendiri. Dia menilai hal tersebut tidak baik.
"Jadi kalau orang bilang, ada temennya curhat terus bilang, 'kamu kan baik-baik saja', itu nggak tepat. Yang tepat adalah, 'oke, kamu bermasalah, nikmati masalahmu, selesaikan, tapi harus bangkit'," katanya.
Inisiatif terakhir, katanya, yakni meningkatkan kesempatan kerja bagi mereka, yakni orang-orang yang punya masalah kesehatan jiwa serius.
"Jadi kita tidak boleh menstigma mereka, tetapi berikan kesempatan dan berikan dorongan agar mereka bisa bekerja," dia menjelaskan.
Mengutip data 2022 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa 1 dari 8 orang di seluruh dunia ini memiliki masalah kesehatan jiwa.
"Dan dari Global Burden Disease tahun 2019 menunjukkan bahwa gangguan jiwa ini menjadi penyebab kedua year lived with disability di Indonesia," kata Imran. (vsf)
Load more