"Prasarana di Sumatera masih belum ramah disabilitas, mulai dari hotel hingga transportasi lokal," ungkapnya. Solo pun dipilih karena sudah siap dengan 14 cabang olahraga yang bisa digunakan, sementara 6 cabang lainnya sedang dalam proses persiapan.
Selain itu, Surono juga memuji pencapaian para atlet disabilitas Indonesia di Paralympic Games 2024 di Paris. Dengan meraih 1 emas, 8 perak, dan 5 perunggu di cabang parabadminton, paraatletik, dan boccia, prestasi ini melampaui target pemerintah dan menjadi motivasi untuk meningkatkan pembinaan atlet disabilitas di masa depan.
"Prestasi ini menjadi motivasi bagi Kemenpora untuk terus mendukung pembinaan dan seleksi atlet disabilitas agar dapat berprestasi lebih baik lagi di masa depan," tuturnya.
Untuk mendukung penyelenggaraan Peparnas 2024, Kemenpora telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp290,6 miliar, termasuk Rp14,7 miliar untuk pengadaan peralatan pertandingan yang belum lengkap.
Surono berharap anggaran ini dapat dimanfaatkan dengan optimal agar penyelenggaraan Peparnas berjalan lancar. Selain itu, ia juga mengajak pemerintah daerah untuk lebih peduli dalam menciptakan sarana yang ramah disabilitas di wilayah mereka.
“Kami mendorong agar setiap pembangunan sarana olahraga di daerah dapat memberikan space untuk teman-teman disabilitas. Kesetaraan, kebersamaan, dan tidak ada diskriminasi adalah kunci untuk mencapai yang terbaik," tegas Surono.
Ke depan, Kemenpora akan terus mengawal pembangunan fasilitas olahraga yang ramah disabilitas dan memastikan kesetaraan dalam pembinaan olahraga. Dengan begitu, Indonesia diharapkan dapat mencetak lebih banyak atlet disabilitas berprestasi yang mampu mengharumkan nama bangsa di level internasional. (rpi)
Load more