Jakarta, tvOnenews.com - Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (11/10/2024), kembali menguat di tengah perlambatan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang terjadi di Amerika Serikat (AS) September 2024.
"Inflasi tahunan melambat dari 2,5 persen year on year (yoy) menjadi 2,4 persen yoy pada September 2024, namun sedikit di atas yang diperkirakan 2,3 persen yoy" kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede.
Tingkat inflasi inti secara tak terduga ini naik dari 3,2 persen yoy menjadi 3,3 persen yoy.
Tidak hanya itu, tingkat inflasi headline serta inti bulanan melebihi perkiraan. Di sisi lain, Klaim Pengangguran Awal AS melonjak ke level tertinggi 14 bulan yakni sebesar 258 ribu.
Dengan banyak data tersebut, kemungkinan adanya pemotongan suku bunga acuan bank sentral AS atau Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 basis poin (bps) di November 2024 tetap di 86 persen.
Selain itu, notulensi dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) di bulan September 2024 menekankan bahwa pergerakan setengah poin tidak boleh diartikan sebagai tanda prospek ekonomi ke arah yang lebih negatif atau laju pelonggaran kebijakan yang lebih cepat untuk bergerak maju.
Josua juga memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah akan berada di rentang Rp15.600 per dolar AS hingga Rp15.725 per dolar AS pada perdagangan hari ini. (ant/nsp)
Load more