Jakarta, tvOnenews.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada Agustus 2023 kian meningkat mencapai Rp1.474 triliun atau tumbuh sebanyak 4,42 persen year on year (yoy) dibandingkan Agustus 2023 yang sebesar Rp1.412 triliun.
“Pertumbuhan kredit ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kondisi makroekonomi antara lain tingkat pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat serta dinamika global termasuk situasi geopolitik yang berpengaruh pada berbagai aspek perekonomian domestik,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae di Jakarta, Jumat (11/10/2024).
Meskipun mendapatkan tantangan tersebut, Dian menyebut bank akan tetap optimis untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada UMKM, tentunya dengan berbagai dukungan dari pemerintah dan lainnya.
Lebih lanjut, pemerintah dan OJK serta pemangku kepentingan lainnya akan secara aktif melakukan koordinasi, evaluasi, dan monitoring atas kondisi UMKM serta efektivitas instrumen kebijakan yang ada untuk menstimulasi kredit UMKM yang berkelanjutan serta relien.
Hal yang akan mendukung diantara lain adalah program inklusi keuangan berupa perluasan jaringan agen bank, program subsidi pemerintah lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan uga adanya program insentif berupa kelonggaran likuiditas.
Namun secara keseluruhan, kredit perbankan juga tumbuh sebesar 11,4 persen secara tahunan atau Rp7.508 triliun per bulan Agustus 2024.
Tetapi, pertumbuhan kredit perbankan tersebut terlihat berjalan lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan yang terjadi di bulan Juli 2024 sebesar 12,4 persen (yoy) atau sekitar Rp7.515 triliun.
“Pertumbuhan kredit per Agustus 2024 masih melanjutkan catatan double digit growth sebesar 11,40 persen, Juli yang lalu masih tercatat pada angka yang hampir sama juga 12,40 persen menjadi Rp7.508 triliun,” ujar Dian saat konferensi pers Rapat Dewan Komisioner OJK di Jakarta, Selasa.
Seiring waktu berjalan, pertumbuhan kredit perbankan tercatat tumbuh sebesar 5,89 persen (ytd), sementara itu kredit perbankan tercatat sempat minus 0,09 persen (mtm). Sedangkan, alat likuid perbankan pada Agustus 2024 tercatat Rp2.195 triliun. (ant/nsp)
Load more