Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah secara resmi telah meminta kepada Google dan Apple agar memblokir aplikasi e-commerce asal China, Temu, agar tidak bisa diunduh di Indonesia.
Langkah ini diambil untuk melindungi para pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia dari persaingan produk murah yang ditawarkan oleh Temu, yang dimiliki oleh PDD Holdings.
Mengutip Reuters, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi, menyampaikan bahwa meski belum ditemukan transaksi dari masyarakat Indonesia di platform Temu, pemerintah tetap mengambil langkah antisipatif.
Tujuan utamanya adalah menjaga kelangsungan bisnis UKM lokal yang bisa terdampak oleh harga murah dari produk-produk Temu.
Pesatnya perkembangan Temu di berbagai negara membuat banyak pihak menyoroti model bisnis mereka, yang menawarkan produk dengan harga sangat rendah berkat pengiriman langsung dari pabrik di China.
Menurut Budi Arie, model bisnis Temu sangat meresahkan dan dianggap tidak sehat karena menciptakan persaingan yang tidak adil.
"Kami di sini bukan untuk melindungi e-commerce, tetapi kami melindungi usaha kecil dan menengah. Ada jutaan yang harus kita lindungi," tegas Budi, dikutip Jumat (11/10/2024).
Selain itu, pemerintah juga menyatakan akan menolak segala bentuk investasi Temu di sektor e-commerce lokal jika perusahaan tersebut mencoba memasuki pasar secara langsung.
Tidak hanya Temu, Budi Arie juga berencana meminta pemblokiran terhadap aplikasi serupa asal China, yakni Shein.
Sejauh ini, baik Temu, Shein, Apple, maupun Google belum memberikan tanggapan terkait permintaan ini. Temu sendiri masih tersedia untuk diunduh di Indonesia melalui toko aplikasi.
Langkah semacam ini bukan pertama kali diambil pemerintah Indonesia. Sebelumnya, platform media sosial TikTok, khususnya TikTok Shop yang juga berasal dari China sempat diminta agar ditutup untuk melindungi pedagang lokal serta menjaga data pengguna.
Namun, beberapa bulan setelahnya, TikTok justru sepakat membeli saham mayoritas di unit e-commerce milik GoTo, perusahaan teknologi raksasa Indonesia, demi mempertahankan keberadaannya di pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara.
Pada Selasa lalu, Bukalapak sempat memberikan bantahan adanya kabar rencana akuisisi oleh Temu.
Diketahui, industri e-commerce di Indonesia diprediksi akan terus tumbuh pesat, dari nilai US$62 miliar pada tahun 2023 menjadi sekitar US$160 miliar pada tahun 2030, menurut laporan Google, Temasek Holdings, dan Bain & Co.
Langkah tegas pemerintah Indonesia memang harus konsisten dalam komitmen untuk melindungi pelaku usaha kecil dan menengah dari dampak persaingan tidak sehat di pasar digital. Di tengah perkembangan pesat e-commerce, membendung aplikasi asal China semacam Temu dan Shein diharapkan dapat menjaga ekosistem bisnis yang lebih adil dan berkelanjutan. (rpi)
Load more