Dari segi lingkungan, program ini juga menjadi langkah mitigasi bagi pesisir yang rentan terhadap bencana alam seperti gelombang pasang, abrasi, dan kenaikan permukaan laut. Rehabilitasi ini diharapkan dapat mengurangi risiko bencana di masa depan.
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL), Victor Gustaaf Manoppo, juga menegaskan bahwa Morodemak merupakan kawasan prioritas untuk pemulihan ekosistem.
"Perairan Morodemak dan sekitarnya merupakan kawasan prioritas yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Nomor 208 Tahun 2023. Kondisi sedimentasi yang berat di kawasan ini mengancam alur kapal ikan dan mengakibatkan abrasi serta rusaknya ekosistem mangrove dan tambak," jelas Victor.
KKP bersama Tim Universitas Diponegoro telah menyusun Masterplan Pengembangan Kawasan ini, dengan fokus utama pada revitalisasi fungsi ekologis, ekonomi, dan sosial di Morodemak.
"Kegiatan ini menjadi solusi atas tantangan sedimentasi, abrasi, serta bencana rob dan sea level rise yang mengancam kawasan pesisir Morodemak," tambahnya.
Program ini juga melibatkan berbagai pihak terkait seperti PT PLN Nusantara Power, PT Pelabuhan Indonesia, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pertamina (Persero), dan mitra lainnya melalui program CSR untuk mendukung pengembangan kawasan tersebut.
Pemanfaatan hasil sedimentasi laut di Morodemak adalah langkah nyata untuk memulihkan kawasan pesisir yang terdampak masalah lingkungan. (rpi)
Load more