Jakarta, tvonenews.com - Bank Indonesia (BI) mengungkap biang kerok nilai tukar rupiah yang terus anjlok. Beberapa di antaranya akibat ketidakpastian pasar keuangan dan tensi geopolitik di berbagai wilayah semakin memanas membuat rupiah anjlok.
Perry menjelaskan, tren penurunan suku bunga acuan negara maju seperti Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan berlanjut. Akan tetapi perang di berbagai wilayah belum diketahui kapan akan berakhir.
"Pelemahan itu dipengaruhi meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global akibat geopolitik timur tengah," jelasnya.
Rupiah sempat menyentuh level terkuat pada level Rp15.000 per dolar AS beberapa waktu lalu, kemudian melemah tajam hingga ke level Rp 15.600 per dolar AS.
Perry menambahkan, jika dilihat sejak awal tahun maka depresiasi rupiah hanya sebesar 1,17%. Lebih baik dibandingkan mata uang Thailand, Korea Selatan dan Filipina.
"Rupiah lebih baik dibandingkan dengan pelemahan mata uang lain," ujarnnya.
Perry menyebut, ketidakpastian ekonomi global semakin meningkat dipicu oleh banyaknya perbedaan arah kebijakan moneter di berbagai bank sentral dunia.
Di sisi lain, konflik geopolitik di kawasan Timur Tengah juga membuat stabilitas pasar keuangan dunia terganggu.
"Ketidakpastian pasar keuangan global kembali meningkat di tengah konvergensi kebijakan moneter negara maju dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah," kata Perry.
Ia mengatakan, ketidakpastian aktivitas ekonomi dan pasar keuangan global ini akan membuat pertumbuhan ekonomi dunia stagnan di kisaran 3% pertumbuhannya.
"Di bidang ekonomi pertumbuhan dunia pada 2024 diperkirakan tumbuh sebesar 3,2% dengan kecenderungan melambat," ujarnya.(nba)
Load more