Jakarta, tvOnenews.com - Yayan Satyakti selaku pengamat ekonomi energi dari Universitas Padjajaran menyebutkan bahwa pemerintahan atang memiliki beragam tantangan untuk mencapai kemandirian energi.
Salah satu contohnya ialah pengembangan biodiesel dan bioethanol yang berbasis tanaman sawit dan tebu. Tanpa perencanaan yang matang, produksi bioenergi bisa mengakibatkan konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian yang bisa meningkatkan emisi karbon.
Maka dari itu, untuk memenuhi target biodiesel B50 misalnya, diperlukan perluasan lahan perkebunan sawit hingga 2,5 sampai 3 kali lipat dari kondisi saat ini. Kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang mengalokasikan 1-1,2 juta hektare lahan untuk tanaman energi dinilai masih belum cukup.
“Sehingga berpotensi menimbulkan konflik antara tujuan mencapai ketahanan energi dengan perubahan iklim,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Yayan juga menyoroti permasalahan harga biodiesel. Agar produksi biodiesel bisa berkelanjutan, diperlukan investasi yang besar dalam pengelolaan kebun sawit yang baik.
Load more